1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

120411 Minsk Anschlag

12 April 2011

Senin malam (11/04), bom meledak di sebuah stasiun kereta bawah tanah tak jauh dari istana presiden di ibukota Minsk. 12 orang meninggal dunia dalam insiden itu, 22 orang terluka parah dan dalam keadaan kritis.

https://p.dw.com/p/10rq4
Seorang korban serangan bom stasiun kereta bawah tanah di Minsk, Belarusia, dibawa ke ambulans, Senin (11/04).
Seorang korban serangan bom stasiun kereta bawah tanah di Minsk, Belarusia, dibawa ke ambulans, Senin (11/04).Foto: AP

Saat ini kepolisian Belarusia memburu pelaku serangan bom di stasiun kereta api bawah tanah yang menewaskan 12 orang itu. Pihak berwenang menggambarkan serangan yang terjadi Senin malam (11/04) pada jam ramai itu sebagai aksi teror. Tapi belum ada keterangan mengenai motif serangan tersebut.

Jurubicara dinas rahasia Belarusia KGB menjelaskan bahwa pihak berwenang sudah berhasil melacak orang yang dicurigai sebagai pelaku. Katanya, "Dari hasil penyelidikan, ditemukan sejumlah data mengenai orang yang dicurigai sebagai pelaku. Orang ini sedang diburu."

Bom berkekuatan 5 kg TNT itu diletakkan di peron dekat tangga berjalan di stasiun kereta bawah tanah "Oktyabrskaya". Selain bahan peledak, bom tersebut dicampur dengan paku dan butiran besi. Dampaknya sangat menghancurkan. Saksi mata menggambarkan situasinya sangat mengerikan. Bom meledak sesaat setelah sebuah kereta tiba di stasiun itu. Terowongan dipenuhi asap.

"Saya pikir itu sebuah mimpi buruk. Semuanya tiba-tiba dipenuhi asap. Saya merasa darah saya naik sampai ke mata," ujar seorang saksi mata.

Sekitar 50 orang terbaring di rumah sakit dan 22 orang di antaranya dalam kondisi kritis. Seorang dokter menjelaskan, "Sebagian besar korban mengalami luka pada otak dan tengkorak. Selain itu pecahan bom juga menyebabkan luka pada tangan dan kaki."

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dalam pidato di televisi menyerukan aparat keamanan, seperti yang disebutkannya, untuk "mencari pelakunya sampai di balik setiap batu di Belarusia".

"Saya tegaskan, para pemimpin, ini tantangan serius. Jawaban tepat harus ditemukan," kata Lukashenko.

Sementara itu, oposisi yang terus mendesak Lukashenko mengkhawatirkan pembatasan berikutnya. Dikatakan, harus dipertanyakan, siapa yang secara politis memanfaatkan peristiwa serangan bom itu. Selain itu pula tersiar di internet spekulasi bahwa Lukashenko terlibat dalam serangan itu. Disebutkan bahwa diktator ingin mengalihkan perhatian rakyat dari masalah politik yang sedang terjadi.

Lukashenko, yang menjadikan Belarusia sebagai negara otoriter pada masa 17 tahun jabatannya, lebih lanjut mengatakan, "Kami bersalah. Kami tidak bisa menjamin keamanan warga di ibukota sehingga terjadilah peristiwa itu. Ini adalah tugas kami. Kami tidak boleh membiarkan bahwa rakyat kami berpikir bahwa kami menghabiskan uang negara dan tidak melakukan apa-apa."

Walau pun serangan di Minsk mengingatkan pada peristiwa bom di stasiun kereta bawah tanah di Moskow beberapa tahun lalu, hingga saat ini tidak ditemukan petunjuk mengarah ke Kaukasus. Penyelidikan juga difokuskan pada lingkungan ekstrem kanan. Karena pada tahun 2008 terdapat serangan terhadap festival terbuka dan pelakunya tidak tertangkap.

Hari Selasa (12/04), pakar bahan peledak Rusia dari dinas rahasia FSB tiba di Minsk memberikan bantuan. PM Rusia Vladimir Putin sudah menyatakan semua bentuk dukungannya terhadap Lukashenko.

Hermann Krause/Luky Setyarini

Editor: Vidi Legowo-Zipperer