1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040310 Homegrown Terrorists

4 Maret 2010

Kamis (04/03), pengadilan tinggi di Düsseldorf jatuhkan hukuman atas empat milisi Islam, kelompok “Sauerland“. September 2007, keempat lelaki itu tertangkap membuat bom untuk menyerang warga AS di Jerman

https://p.dw.com/p/MJWl
Foto: picture-alliance/dpa

Hukuman 12 tahun penjara dijatuhkan kepada Fritz Gelowicz dan Daniel Schneider, dua warga Jerman yang pindah memeluk agama Islam. Sedangkan Adem Yilmaz, seorang warga Turki dijatuhi hukuman 11 tahun penjara dan Atilla Selek, seorang warga Jerman keturunan Turki, dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Ke empat teroris ini didakwa merencanakan serangan terhadap warga dan perwakilan Amerika Serikat, termasuk markas militer di Jerman.

Gelowicz, Schneider dan Yilmaz tertangkap basah oleh pasukan khusus GSG9 September 2007 di Sauerland, ketika sedang mencampur 700 liter cairan peroksida untuk membuat sebuah bom. Atilla Selek yang kemudian ditangkap di Turki, didakwa membantu persiapan serangan teror. Keempat teroris yang kini berusia antara 24 hingga 32 tahun, mengaku menerima perintah dari kelompok Uni Islami Berjihad (IJU) dan bahwa aksi teror yang direncanakan itu merupakan protes terhadap masuknya tentara Barat ke Afghanistan.

Prozess gegen Sauerland Gruppe Daniel Schneider Atilla Selek Fritz Gelowicz und Adem Yilmaz, von links
Dari kiri: Daniel Schneider, Atilla Selek, Fritz Gelowicz dan Adem YilmazFoto: AP

Namun pada dasarnya para terdakwa ini, tidak harus bernama Fritz atau Daniel. Mereka bisa juga bernama Thomas atau Peter, pemuda-pemuda asli Jerman lainnya yang pindah memeluk agama Islam. Atau bisa juga, mereka bernama Omar, Atilla, Bekkay atau apapun dan merupakan anak muda Jerman yang berlatar belakang asing. Badan keamanan Jerman memperkirakan ada ratusan orang di Jerman yang bersikap radikal sedemikian rupa, sehingga siap melakukan aksi teror atas-nama Islam. Para pakar menyebutnya Homegrown Terorists, atau teroris yang berkembang secara lokal.

Proses radikalisasi sering terjadi melalui internet atau akibat pengaruh pengkhotbah radikal, yang menyerukan perang jihad. Rainer Griesbaum yang memimpin bagian anti terorisme di Kejaksaan Jerman menjelaskan, "Kami mengenali struktur Al-Qaida: sebuah pilar operatif, yang melakukan serangan, kemudian pilar logistik, yang bertanggung jawab untuk pendanaan dan perekrutan anggota baru, selain itu pilar propaganda, yang juga menggunakan internet.“

Griesbaum menerangkan, propaganda video di internet itu seringkali ditujukan kepada warga Jerman keturunan asing, dan memberikan penontonnya perasaan kuat. Hal yang mungkin tak ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ada kelompok kecil warga Jerman, seperti Fritz Gelowicz dan Daniel Schneider, yang dalam pencarian jati dirinya berganti agama. Meski bukan hal yang aneh, dalam kasus ini tampaknya Gelowicz dan Schneider menjadi target pengkhotbah radikal. Setelah proses radikalisasi itu, merekapun bertekad melakukan perlawanan dimana saja terhadap kaum yang dianggapnya kafir. Baru-baru ini istri Gelowicz juga ditangkap atas dugaan membantu penggalangan dana untuk aksi-aksi teror.

Selain itu masih ada profil ketiga, yang sangat mengkhawatirkan. Yakni warga Jerman yang telah menjadi radikal sendiri, melalui internet tanpa berhubungan dengan orang atau kelompok lain. Badan penyidik Jerman kesulitan menyelidiki teroris semacam ini.

Holger Schmidt / Edith Koesoemawiria
Editor: Asril Ridwan