1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

120.000 Pengungsi Somalia di Dolo Ado

25 Agustus 2011

12 juta orang terancam kelaparan di Afrika. Di samping sejumlah besar pengungsi yang ditampung di Kenya, di perbatasan Ethiopia, Somalia dan Kenya, di Dolo Ado, terdampar 120.000 warga Somalia.

https://p.dw.com/p/12NaK
As a sandstorm comes up, these two boys check out the situation at at refugee camp in Dadaab, northeastern Kenya on thursday, August 4, 2011. Somalia and parts of Kenya have been struck by one of the worst draughts and famines in six decades, more than 350.000 refugees have found shelter in the worlds biggest refugee camp. Photo: Boris Roessler dpa
Pengungsi di DadaabFoto: picture alliance/dpa

Sherif Dahir tiba dari Mogadishu di Dolo Ado pagi hari. Ia bercerita, "Di Mogadishu semuanya hancur. Tidak ada pemerintah yang dapat melindungi kami. Al Shabaab datang malam hari dan menarik pria-pria muda seperti saya dari rumah-rumah kami, supaya kami berperang melawan pasukan perdamaian Uni Afrika dan pemerintah. Jika kami menolak, kami akan ditembak mati.“ 

Sepekan sebelumnya ia memulai perjalanan dari ibukota Somalia tersebut, dengan berjalan kaki, atau kadang dengan kendaraan, hingga perbatasan dengan Ethiopia. Matanya kemerahan, ia berbicara dengan gelisah, memandang ke orang-orang di sekitarnya seperti memohon pertolongan.

Ke Kamp Penampungan Lain

Beschreibung: Der 18jährige Sherif Dahir ist vor den Shabaa.-Milizen nachÄthiopien geflohen Thema: 120.000 somalische Flüchtlinge harren in dem überfüllten Lager im Grenzgebiet von Äthiopien und Somalia aus. Copyright: Schadomsky/DW Aufnahmedatum: 16.08.2011
Sherif Dahir (18 tahun) yang baru tiba di Dolo Ado (16/08)Foto: DW/Schadomsky

Di antrian di depan kantor badan PBB urusan pengungsi (UNHCR), juga berdiri Mayo Hassen Kusow  dan keluarganya. Setelah istrinya meninggal, Kusow yang berusia 67 tahun, putrinya Halima dan cucunya yang berusia dua tahun berjalan melewati daerah kekuasaan Al Shabaab hingga sampai di Dolo Ado. Kusow bercerita, ia masih punya seekor unta. Hewan lainnya mati akibat kekeringan. Unta itu kemudian dijualnya, sehingga ia dapat membeli makanan untuk keluarganya.

Setelah berada sebulan di tempat penampungan pengungsi Dolo Ado, keluarga Kusow dibawa ke Haloweyn, yang terletak sekitar 30 km dari Dolo Ado, dan mampu menampung 35.000 pengungsi. Pria berusia lanjut itu resah. Karena situasi tidak menentu di kampung halamannya, dalam beberapa bulan, atau bahkan tahun mendatang, ia akan berada di kamp tersebut.

Sementara keluarga Kusow dan puluhan orang lainnya dibawa dengan bus ke tempat yang baru, para dokter di Dolo Ado terus memberikan perawatan bagi pengungsi yang baru tiba.

Mendiagnosa Kelaparan

Beschreibung: Familie Kusow im Camp Dolo Ado in Äthiopien Thema: 120.000 somalische Flüchtlinge harren in dem überfüllten Lager im Grenzgebiet von Äthiopien und Somalia aus. Copyright: Schadomsky/DW Aufnahmedatum: 16.08.2011
Keluarga Kusow di Dolo AdoFoto: DW/Schadomsky

Di ember plastik berwarna biru, anak-anak bayi ditimbang dan diukur besarnya, untuk mendiagnosa sejauh mana mereka kekurangan makanan. Phil James adalah seorang dokter dari lembaga swadaya masyarakat Perancis, "Aksi terhadap Kelaparan". Ia memaparkan, setiap hari datang sekitar 1.200 pengungsi baru. 600 dapat mereka periksa setiap hari. 30 sampai 60% dari anak-anak itu sangat kekurangan pangan.

Di klinik dirawat kasus-kasus paling berat. Anak-anak mendapat cairan yang diperkaya dengan zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Mereka juga mendapat antibiotika untuk melawan banyak infeksi yang mereka derita. Kasus pertama campak sudah ditemukan. Epidemi Kolera merupakan bahaya yang selalu mengancam. Para pekerja sosial di Dolo Ado sangat membutuhkan instalasi penyediaan air bersih dari organisasi bantuan Jerman "Technisches Hilfswerk". Tetapi bantuan dari Jerman tidak dapat disalurkan dengan mudah karena tertahan bea cukai Ethiopia. Oleh karena itu jatah air per orang terpaksa dikurangi dari 10 menjadi 3 liter per hari.

Pengungsi Mendapat Perlengkapan Hidup

Beschreibung: Die Neuankömmlinge werden medizinisch versorgt. nach tagelangen Fußmärschen sidn die Kinder schwach. Dieser Junge hat 40,3 Fieber. Thema: 120.000 somalische Flüchtlinge harren in dem überfüllten Lager im Grenzgebiet von Äthiopien und Somalia aus. Copyright: Schadomsky/DW Aufnahmedatum: 16.08.2011
Pendatang baru di Dolo Ado diperiksa secara medis.Foto: DW/Schadomsky

Sementara itu keluarga Kusow sudah tiba di tempat penampungan baru dan memulai hidup baru mereka. Di Haloweyn, tenda-tenda berwarna putih dengan emblem PBB tampak sejauh mata memandang. Ada beberapa toko kecil. Mereka menjual kue-kue, bawang, kartu telefon seluler Somalia, yang harganya 44 Birr, atau sekitar 20.000 Rupiah. Mereka yang masih punya uang berusaha menghubungi sanak saudara di Somalia.

Keluarga Kusow disambut Anna Menuto, yang bekerja di badan urusan pengungsi PBB, UNHCR. "Kami ada di sini untuk memberikan dukungan bagi orang-orang yang baru datang. Mereka sekarang berhak mendapat makanan hangat dua kali sehari. Selain itu, mereka mendapat jeriken plastik, ember, sabun, kasur, peralatan masak dan selimut," demikian dijelaskan Menuto.

Jam enam pagi para perawat dari Ethiopia datang ke tempat penampungan. Pagi hari, suhu tinggi belum terlalu menusuk. Setiap hari mereka memeriksa 600 anak, dan memindahkan beberapa dari mereka ke tempat perawatan khusus jika diperlukan. Mayo Hassen Kusow mengatakan, keadaan cucunya kini lebih baik. Mereka mendapat makanan cukup dan ia merasa aman di tempat penampungan baru.

Ludger Schadomsky / Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk