1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

20 Milyar Dolar Untuk Petani Miskin

10 Juli 2009

Negara-negara industri G8, serta ke-19 negara mitra di KTT G8 di L'Aquilla sepakat dengan rencana investasi untuk sektor pertanian dan keamanan pangan global.

https://p.dw.com/p/IlHF
Logo G8 terbuat dari daun-daunan, terlihat di L'Aquila, ItaliaFoto: AP

Para pemimpin G8 menjanjikan 20 milyar dolar bantuan untuk sektor pertanian. Jumlah itu lebih besar daripada dana bantuan pangan 15 milyar dolar yang sebelumnya dibicarakan.

Menurut Ketua organisasi Dana Internasional untuk sektor pertanian IFAD, Kanayo Nwanze, bantuan pangan digeser menjadi bantuan sektor pertanian agar negara-negara berkembang dapat memproduksi pangan yang dibutuhkannya. Setiap negara harus menetapkan kebijakan yang tepat untuk mempromosi sektor pertanian, begitu tambahnya.

Amerika Serikat yang menjanjikan 3,5 milyar dolar dana bantuan itu, merupakan salah satu pihak yang mendorong perubahan ini. Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengenai inisiatif untuk sektor pertanian ini sudah ditunggu sejak awal KTT. Direncanakan, ia mengumumkannya sebelum melawat ke Afrika.

Akhirnya hal itupun diumumkan dalam konferensi pers. Presiden Obama mengatakan: "Kami menegaskan komitmen untuk menginvestasikan 20 milyar dolar guna menjamin adanya pangan, untuk program-program pertanian dan untuk mengatasi kelaparan. Ini sebagai tambahan di luar dana bantuan darurat. Awalnya kita sudah menyepakati 15 milyar dolar, tapi akhirnya lebih banyak pihak yang mendukung dan berhasil mengumpulkan 5 milyar tambahan. “

Selain Amerika Serikat yang akan mengucurkan bantuannya secara bertahap selama tiga tahun mendatang. Jepang diperkirakan akan memberikan skitar 3 miliar dolar, Inggris menyediakan hampir 2 milyar dolar, dan Kanada 520 juta dolar. Sedangkan Uni Eropa menjamin kucuran dana 1 milyar dolar setiap tahun, sampai 2011.

Kanselir Jerman, Angela Merkel menyambut inisiatif yang diumumkan itu, "Di sini terjadi perkembangan yang sangat menarik bagi kita di Eropa. Jerman sudah bertahun-tahun mempromosi prinsip bantuan agar si penerima bisa membantu dirinya sendiri. Kini prinsip ini akan dipraktekan dalam program penyediaan pangan. Prinsip ini sekarang dijalankan administrasi baru AS dan ini memungkinkan kerjasama yang lebih erat.“

Merkel menggambarkan, para petani akan didukung agar bisa memproduksi hasil sendiri. Sementara negara-negara berkembang akan didorong untuk menggunakan produk dalam negeri, tidak tergantung pada produk impor dari Barat yang merusak pasar lokal di negara-negara kawasan selatan khatulistiwa.

Dengan tambahan 100 juta orang yang terpuruk dalam kemiskinan akibat krisis global, sudah sepatutnya krisis pangan global disorot saat KTT G8 di L'Aquilla. “Ada urgensi untuk mengambil tindakan nyata guna membebaskan manusia dari kelaparan dan kemiskinan”. Begitu dinyatakan para peserta. Marvin Meier dari organisasi bantuan World Vision, juga salah satu orang yang menganggap model bantuan pangan dulu, lebih mirip memberikan obat kepada anak sakit.

Menurut Meier, sekedar membagikan pangan tidak akan mengatasi penyebab dasar krisis itu: "Yang amat positif adalah untuk melihat, bahwa akhirnya ditetapkan batasan yang jelas dalam membicarakan krisis pangan. Kita mulai membicarakan jaminan pangan, dan menjauh dari strategi jangka pendek yang hanya menyumbangkan berkantong-kantong beras.“

Meski begitu Meier, tetap kuatir bahwa masyarakat miskin nantinya tetap tidak mendapatkan banyak dari pernyataan yang merupakan hasil resmi KTT ini.

EK/HP/dw/dpa/afp/rtr