1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

3 Militan Indonesia Tewas di Filipina

26 April 2017

Militer Filipina menyatakan sekitar 40 militan simpatisan ISIS tewas, termasuk 3 warga Indonesia dan seorang warga Malaysia dalam serangan besar-besaran di pulau Mindanao.

https://p.dw.com/p/2bvMQ
Philippinen Helikopter bei Butig Stadt
Foto: Getty Images/AFP/Stringer

"Kami menewaskan sekitar 37 militan, 14 orang telah diidentifikasi dan 23 masih belum diketahui, ada tiga warga Indonesia dan satu warga Malaysia," kata kepala militer nasional Jenderal Eduardo Ano kepada wartawan di Manila hari Selasa (25/4).

Para militan adalah bagian dari lebih 160 orang dari kelompok Maute yang diserang akhir pekan lalu di pulau Mindanao, kata Ano.

Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, juru bicara brigade yang memimpin serangan di kota Piagapo di provinsi Lanao del Sur itu mengatakan, tentara telah menemukan paspor asing milik beberapa orang yang tewas, namun menolak memberikan rinciannya.

Jendral Eduardo Ano menerangkan, warga asing dalam kelompok Maute adalah mantan anggota kelompok militan Asia Tenggara Jemaah Islamiyah, yang melakukan pemboman di Bali tahun 2002.

Jemaah Islamiyah sudah lama beroperasi di Filipina selatan dan melatih penduduk setempat dengan keterampilan seperti pembuatan bom, kata Ano.

Philippinen Armee Anti Maute Terror Operation
Pasukan Filipina mengintai markas kelompok militan Maute di pulau Mindanao, FilipinaFoto: picture-alliance/AA/L. Boras

Militer Filipina melakukan serangan besar-besaran ke markas militan di Mindanao dengan menggunakan jet tempur FA-50, helikopter, pesawat pembom dan artileri. Pasukan pemerintah akhirnya berhasil merebut kamp Maute yang luasnya tiga sampai empat hektar.

Kelompok Maute yang beroperasi di Filipina selatan telah menyatakan loyalitasnya kepada jaringan teror ISIS di Irak dan Suriah, kata Letkol Herrera. Kelompok itu dikaitkan dengan berbagai aksi pemboman dan penculikan dan telah melancarkan beberapa serangan terhadap masyarakat lokal.

Di kamp Maute ditemukan bendera hitam ISIS, alat peledak buatan, granat, laptop, ponsel dan kamera yang digunakan untuk membuat video untuk perekrutan, katanya.

Dia menambahkan, pasukan Filipina masih memburu lebih dari 100 anggota Maute yang melarikan diri ke perbukitan.

Jendral Eduardo Ano menerangkan, operasi militer yang sekarang digelar adalah upaya untuk menemukan pemimpin militan Filipina Isnilon Hapilon.

"Serangan militer ini memang dirancang dan dilakukan untuk melemahkan kelompok Maute," katanya.

hp/vlz (afp, ap)