1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

40 Tahun Greenpeace

15 September 2011

15 September 1971 kapal kecil, Phyllis Cormack meluncur menuju kepulauan Aleuten untuk menghambat tes nuklir Amerika Serikat di Alaska. Ekspedisi itu diberi nama Greenpeace.

https://p.dw.com/p/12Zo4
Foto: picture-alliance/Achim Scheidemann

Bumi kita hanya satu dan anak cucu kita berhak menikmatinya. Pendapat ini mendasari banyak tindakan para pendiri Greenpeace. Dalam 40 tahun keberadaannya, Greenpeace menghadapi berbagai pihak untuk merealisasi visi ini.

Lawan yang dihadapinya industri besar, maupun kecil yang melakukan pencemaran lingkungan, pembalakan hutan, pemburuan ikan paus dan mendukung penggunaan nuklir. Selain itu masyarakat yang buta masalah lingkungan serta pemerintahan, yang dalam berbagai kasus bertindak kalap.

40 Jahre Greenpeace
Rainbow Warrior pasca pemboman di pelabuhan Selandia BaruFoto: Miller/Greenpeace

Salah satu kasus yang paling dikenal adalah peledakan 10 Juli 1985 kapal Greenpeace “Rainbow Warrior“ yang tengah beraksi menentang percobaan nuklir Perancis di pulau Mururoa, Lautan Pasifik Selatan. Bom yang dipasang oleh agen rahasia Perancis itu juga menewaskan fotografer Greenpeace asal Portugal, Fernando Pereira.

Awal mula

Akhir musim panas 1971 di Kanada ratusan kelompok masyarakat menghadiri sebuah konser di kota Vancouver. Para artis tampil gratis dan sumbangan yang terkumpul dari ribuan penonton itu digunakan untuk mendanai perjalanan kapal kecil, Phyllis Cormack. 15 September di tahun yang sama, kapal itu meluncur menuju kepulauan Aleuten untuk menghambat tes nuklir Amerika Serikat di Alaska. Ekspedisi itu diberi nama Greenpeace.

40 Jahre Greenpeace
Foto: Pierre Gleizes/Greenpeace

Di tangan Greenpeace, media merupakan alat yang efektif. Aksi-aksinya cenderung provokatif, lucu tapi damai, karenanya kerap dilansir oleh media. Semakin spektakuler aksinya, semakin bisa dipastikan bahwa media akan memberitakannya.

Salah satu liputan yang dipantau massal tahun 1995 adalah pendudukan instalasi minyak Brent Spar di Laut Utara. Anjungan minyak itu  sudah tidak diperlukan oleh perusahaan Shell dan Esso yang berencana untuk menenggelamkannya. Namun Greenpeace menilai penenggelaman itu justru akan mencemari dasar laut, dan karenanya perlu dihambat.

Dari masyarakat untuk masyarakat

Aksi protes Greenpeace memiliki banyak rupa, seperti memasangi banner pada asap pabrik kimia, batubara dan instalasi nuklir yang menerangkan bahaya yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan.

Greenpeace-Demo in Indien
Foto: picture-alliance/dpa

Tak berhenti di situ, Greenpeace mendokumentasi penangkapan ikan paus kemudian menyebarkan informasi itu melalui media. Secara langsung, Greenpeace juga bergerak di tingkat akar rumput dengan informasi dan berbagai hasil penelitian. Inilah yang lambat laun mengubah cara berpikir banyak warga dunia, politisi dan perusahaan.

Kini Greenpeace yang bermarkas di Amsterdam merupakan organisasi lingkungan yang bertindak secara internasional, bersama 40 organisasi mitranya di seluruh dunia. Seluruh pendanaannya datang dari sumbangan. Tahun 2010, Greenpeace berhasil menggalang 230 juta Euro dana sumbangan. Guna menjaga independensinya, Greenpeace tidak menerima uang dari sektor industri maupun dari politik.

Flash-Galerie 40 Jahre Greenpeace Shell Brent Spar 1995
Brent Spar 1995Foto: picture-alliance/dpa

Di PBB, Greenpeace sekarang memiliki status pengamat. Pendapatnya dicari di konferensi internasional. Namun menurut salah satu pendirinya Mike Townsley, kenyataan bahwa Greenpeace hingga kini masih ada, berarti bahwa pekerjaannya belum selesai.  Kegagalan KTT Kopenhagen Desember 2009 merupakan beban yang berat.

Sesudah merayakan ulang tahun ke-40nya Kamis (15/9) ini, Greenpeace bulan depan akan meluncurkan Rainbow Warrior III, kapal layar yang khusus dibuat dengan helipad dan memuat 32 pejuang ekologi.

afp/rtr/Edith Koesoemawiria
Editor: Vidi Legowo