1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

5 Fakta Penting Bisnis Penerbangan Asia

Hendra Pasuhuk2 Januari 2015

Musibah AirAsia QZ 8501 menjadi pukulan berat bagi sektor penerbangan di Indonesia. Padahal sektor ini sedang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir di tengah persaingan ketat.

https://p.dw.com/p/1EE8D
Symbolbild Radarbildschirm
Foto: picture-alliance/dpa

Bisnis penerbangan di Asia adalah sektor yang sedang berkembang pesat, terutama di segmen yang disebut sebagai pasar Low Cost Carrier atau penerbangan murah. Kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura diperkirakan tidak akan membuat sektor bisnis ini kehilangan daya tarik.

Berikut lima fakta tentang perkembangan bisnis penerbangan di Asia.

1) Perekonomian di negara-negara Asia Tenggara menunjukkan perkembangan pesat selama beberapa tahun terakhir. Pendapatan masyarakat terus meningkat membuat harga tiket pesawat makin terjangkau bagi kalangan luas. Pesatnya pertumbuhan bisnis penerbangan dan persaingan membuat otoritas penerbangan perlu menerapkan standar sistem keselamatan secara ketat.

2) Saat ini di Asia Tenggara saja ada sekitar 1600 pesawat yang beroperasi, kata pengamat penerbangan Brendan Sobie di Sidney, Australia. Selanjutnya ia mengatakan, jumlah pesanan pesawat baru dari Asia Tenggara saat ini sudah sama banyaknya dengan pesawat yang sedang beroperasi. Itu menunjukkan pesatnya pertumbuhan di sektor bisnis ini.

3) Menurut asosiasi penerbangan internasional IATA, jumlah penumpang dalam lalu lintas penerbangan di kawasan Asia-Pasifik mencapai 31 persen dari seluruh penerbangan global. Dalam 20 tahun mendatang, pangsa pasar ini bisa naik sampai 42 persen. Setiap tahunnya, jumlah penumpang penerbangan di Asia diperkirakan bisa mencapai 1,8 miliar penumpang.

4) Asia sampai saat ini belum memiliki sekolah pilot dan personal penerbangan yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar, kata David Greenberg, mantan Direktur Utama Delta Airlines. Karena itu, akan terjadi persaingan ketat merebutkan tenaga pilot yang berkualitas. Banyak pilot di Asia sekarang berasal dari Amerika, Kanada, Australia dan Eropa. Menurut perkiraan perusahaan penerbangan Boeing, kawasan Asia-Pasifik dalam 20 tahun mendatang akan membutuhkan 216.000 pilot baru.

5) Gaji untuk pilot dan teknisi pesawat di Asia Tenggara masih relatif rendah, sementara biaya pendidikan sangat tinggi. Itu sebabnya banyak orang kesulitan meniti karir dalam bidang ini, kata Lim Chee Meng, Direktur Utara Mil-Com Aerospace Group, sebuah perusahaan pelatihan penerbangan di Singapura. Kekurangan personal membuat para pilot dan teknisi yang ada sekarang sering harus bekerja lembur.


hp/rzn (ap)