1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

60 Tahun Hari Eropa

10 Mei 2010

Paris, 9 Mei 1950. Menlu Perancis Robert Schuman mengusulkan adanya badan pengawasan batu bara dan baja bersama antara Jerman dan Perancis. Usulan yang menjadi langkah pertama yang mengubah nasib Eropa.

https://p.dw.com/p/NKSj
Robert Schuman (ke-4 dari kiri) saat penandatanganan Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa di Deplu Paris (18/04 1951)Foto: picture-alliance / AKG

Lima tahun setelah berakhirnya Perang Dunia ke 2 dan Republik Federal Jerman belum sampai merayakan ulang tahun pertamanya, hubungan bilateral Jerman-Perancis penuh diliputi rasa tidakpercaya. Apakah Jerman, seperti yang terjadi setelah akhir Perang Dunia I akan kembali jatuh dalam kekuasaaan nasionalsosialistis NAZI dan menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya? Ataukah bencana perang dunia yang mengerikan memungkinkan munculnya kekuatan demokratis dan perdamaian?

"Eropa harus berhenti menjadi medan perang, yang menjadi tempat pertumpahan darah kekuatan lawan. Dari kesadaran diri sendiri yang harus dibayar mahal ini kami ingin menempuh langkah baru, yang membawa kami ke sebuah Eropa yang bersatu dan benar-benar damai," Demikian disampaikan oleh menteri luar negeri Perancis saat itu, Robert Schuman, di hadapan pers internasional yang diundang ke Paris, tepatnya ke aula Kementerian Luar Negeri tanggal 9 Mei 1950. Diusulkan agar bahan dasar yang dulu merupakan syarat utama bagi persenjataan militer yakni batu bara dan baja dikelola di bawah sebuah badan supranasional Eropa.

Schuman sendiri kala itu secara paralel menetap di tiga negara, Jerman, Luksemburg dan Perancis. Ia mengalami sendiri Perang Dunia pertama dan kedua. Ia lahir sebagai warga Jerman dari ibu yang berasal dari Luksemburg. Ia menetap, kuliah dan bekerja di Luksemburg, Bonn, München, Berlin, Strasburg dan Metz.

Tahun 1919 setelah Perang Dunia I , kawasan Elsaß Lothringen dikembalikan oleh Jerman kepada Perancis. Kala itu Schumann yang tinggal di Metz, sebuah wilayah komunal yang termasuk Elsaß Lothringen mengambil kewarganegaraan Perancis dan memulai kariernya di bidang politik. Meskipun Bahasa Perancisnya memilliki aksen, tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2 Robert Schuman terpilih sebagai perdana menteri dan kemudian menteri luar negeri Perancis. Jabatan politik itu memberinya kesempatan melontarkan gagasan dan mengubah wajah Eropa hingga kini

"Pemerintah Perancis mengusulkan agar produksi batu bara dan baja Jerman Perancis dikelola di bawah suatu badan bersama," diusulkan Schuman.

Dengan cara ini negara-negara diharapkan menghindari langkah bertindak sendiri, yang menyebabkan perpecahan akibat perang. Peperangan yang menyebabkan kehancuran ekonomi tapi juga luka batin. Jika Perancis, Jerman dan negara anggota lainnya mengumpulkan produksi dasarnya bersama dan membentuk sebuah badan tinggi, rencana ini merupakan landasan kongkrit tercapainya sebuah federasi Eropa yang penting guna memelihara perdamaian.

Dengan usulan komunitas bersama batu bara dan baja antara Perancis dan Jerman, yang juga terbuka bagi negara lainnya, Schuman ingin memberi landasan kerjasama dan hubungan yang erat antara negara-negara yang dulunya terlibat permusuhan. Dari Kanselir Jerman kala itu Konrad Adenauer, Menteri Luar Negeri Perancis Schuman memperoleh mitra yang memiliki tujuan serupa

Tanpa mengurangi pentingnya nama Robert Schuman dalam gagasan itu, tapi konsep gagasan di belakangnya berasal dari tokoh politik Perancis lainnya Jean Monnet. Dengan pengalaman internasionalnya Jean Monnet tidak menerima begitu saja kondisi yang sulit di Eropa saat itu, namun justru ingin mengubahnya. Monnet merasa yakin, bahwa perkembangan ekonomi Eropa harus diorganisir.

Penjabaran rencana Schuman tanggal 9 Mei 1950 itu, kini dipandang sebagai lahirnya Perhimpunan Eropa. Karena dalam pernyataannya itu, Schuman sudah meramalkan terjalinnya ikatan negara-negara anggotanya. Menteri Luar Negeri Perancis Robert Schuman yakin bahwa Komunitas Batu Bara dan Baja akan mengubah secara mendalam dan membawa ke suatu perhimpunan besar di Eropa.

Meski demikian, waktu bagi rencana ambisius Robert Schuman itu pada tahun 1950 itu belum matang. Dua tahun kemudian ia meletakkan jabatannya sebagai menteri luar negeri Perancis, karena gagal mewujudkan gagasannya membentuk sebuah perhimpunan Eropa. Masih diperlukan tujuh tahun hingga negara-negara Eropa bersedia mempererat ikatan hubungannya dalam sebuah perjanjian.

Tanggal 25 Maret 1957 di Roma Italia, ditandatangani Perjanjian Roma antara Jerman, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg dan Italia. Upaya dan jasa Schuman tidak dilupakan. Ia menjadi ketua pertama Parlemen Eropa.

Dalam kilas balik, Kanselir Jerman Konrad Adenauer mengakui bahwa Schuman pada tahun1950 sudah merupakan seorang visioner Eropa. „Ia melihat lebih jauh daripada yang saya lihat ketika ia mengusulkan gagasan komunitas batu bara dan baja. Jangan berpikir bahwa ia mengusulkan gagasan pengawasan supranasional batu bara dan baja itu berlatar belakang alasan ekonomi! Gagasan itu benar-benr dilatarbelakangi alasan politik!"

Sekarang Monnet dan Schumann dikenal sebagai bapak pendiri Eropa yang bersatu. Dan pernyataan penting di Kementerian Luar Negeri Perancis tanggal 9 Mei 1950 juga dipandang sebagai hari bersejarah di Eropa, dimana pada tahun 1985 di Milan Italia, tanggal 9 Mei ditetapkan sebagai Hari Eropa.

Kini 60 tahun sesudah lahirnya gagasan tersebut, visi Schuman sudah menjadi kenyataan dan mengalami kemajuan. Uni Eropa beranggotakan 27 negara dan meliputi hampir setengah milyar warga.

Fabian Schmidt/Dyan Kostermans

Editor Asril Ridwan