1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abbas Mengancam akan Membentuk Negara Palestina

30 Oktober 2010

Presiden wilayah otonomi Palestina memperingatkan kemungkinan tidak melanjutkan perundingan dengan Israel dan mendirikan negara Palestina dengan bantuan internasional.

https://p.dw.com/p/PuIE
Presiden wilayah otonomi Palestina Mahmoud Abbas
Presiden wilayah otonomi Palestina Mahmoud AbbasFoto: AP

Presiden wilayah otonomi Palestina Mahmud Abbas mengatakan bahwa ada tujuh kemungkinan. Namun ia menyebutkan hanya tiga di antaranya.

"Pilihan nomor satu adalah kembali ke perundingan langsung, jika Israel menghentikan total pembangunan pemukiman. Kemudian ada pilihan, berawal dari perundingan dengan Amerika Serikat dan meminta mereka untuk mengambil posisi pada masalah yang paling diperdebatkan - terutama eksistensi sebuah negara Palestina - dan juga meminta mereka mengakui negara Palestina di dalam batas yang ditetapkan pada tahun 1967. Kemudian juga ada lagi pilihan, yaitu mengajukan ide ini dengan mereka di Dewan Keamanan PBB," katanya.

Dengan begitu, Abbas mengancam akan menghentikan perundingan dengan Israel dan mendirikan negara Palestina dengan bantuan internasional. Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad sebelumnya beberapa kali menyatakan hal serupa. Agustus tahun depan, Palestina berencana memproklamasikan negara Palestina, walau pun tanpa persetujuan Israel.

Kepemimpinan Palestina kini mengancam akan melakukan caranya sendiri, karena Israel mencabut penghentian pembangunan sebagian pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. Menurut laporan media Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berupaya memberlakukan penghentian baru pemukiman. Sejauh ini ia tidak berhasil meraih simpati yang diperlukannya dari koalisi kanan.

Bagi Netanyahu, tidak ada alternatif selain perundingan dengan Palestina. Netanyahu juga menentang rencana Abbas mengenai proklamasi negara Palestina dengan bantuan internasional.

Katanya, "Kami mengharapkan dari Palestina bahwa mereka memenuhi kewajiban mereka untuk mengikuti perundingan langsung. Saya pikir, setiap upaya untuk menjalankan cara dengan menghubungi dewan internasional adalah cara yang tidak realistis dan tidak berarti kemajuan bagi proses politik sejati."

Netanyahu menambahkan, selama Palestina berpikir akan menghubungi Dewan keamanan, maka Palestina mencegah kemajuan yang dicapai melalui perundingan langsung.

Netanyahu telah meminta Amerika Serikat dan negara sekutu terpentingnya di Eropa, untuk tidak mendukung rencana Palestina. Ia juga mengharapkan posisi yang jelas Amerika Serikat dan Eropa terhadap Palestina, bahwa tindakan sepihak tidak dapat diterima dalam kerangka PBB. Sementara itu Palestina mendesak Perdana Menteri israel untuk kembali ke meja perundingan tanpa syarat.

Sengketa pembangunan pemukiman melumpuhkan setiap kemajuan dalam proses perdamaian. Pemerintah Mesir pekan ini juga gagal membujuk agar Palestina mau berkompromi. Juga pembicaraan dengan juru runding Israel Yitzhak Molcho dengan perwakilan pemerintah AS di Washington tidak membuahkan hasil.

Menurut pemberitaan berbagai media, kedua pihak yang bersengketa menunggu hasil pemilihan sela Kongres AS pekan depan dan juga kelanjutan politik Timur Tengah yang dijalankan Presiden Obama.

Sebastian Engelbrecht/dpa/Luky Setyarini

Editor: Asril Ridwan