1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abbas Tolak Isyarat Kompromi Israel

25 September 2010

Isyarat kompromi Israel dalam konflik seputar pemukiman Yahudi ditanggapi oleh Presiden Mahmud Abbas dengan sikap skeptis. Amerika Serikat berupaya menyelamatkan perundingan sebelum moratorium berakhir hari Minggu (25/9)

https://p.dw.com/p/PMJA
PM Benjamin Netanyahu bersama Presiden Mahmud Abbas di YerusalemFoto: AP

Amerika Serikat "melakukan segala upaya yang bisa dilakukan" guna mencegah gagalnya perundingan damai antara Palestina dan Israel, demikian dinyatakan departemen pertahanan AS, Sabtu (25/09). Lewat pesan di twitter, juru bicara kementerian pertahanan AS Philip Crowley menulis bahwa pemerintah di Washington berusaha agar kedua pihak tetap melanjutkan perundingan.

Hingga laporan ini diturunkan, utusan khusus AS di Timur Tengah George Mitchell sedang berbicara dengan pemimpin Palestina Mahmud Abbas di sebuah hotel di New York. Lebih lanjut Phillip Crowley mengatakan bahwa pemerintah AS juga tetap berada dalam kontak dengan pemimpin Israel.

Menurut laporan stasiun radio Israel, Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Ketua juru runding Yitzhak Molcho tetap berada di Amerika Serikat untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan perubahan di menit-menit terakhir.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmud Abbas menolak setiap bentuk kompromi dalam konflik seputar pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. "Kami menolak setiap bentuk solusi yang bersifat setengah-setengah," ujar Jurubicara Abbas, Nabil Abu Rudeina di sela-sela sidang umum PBB di New York.

Pernyataannya tersebut merupakan reaksi atas kesediaan kompromi pemerintah Israel dalam konflik seputar pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. Seperti yang dikutip kantor berita AFP dari seorang petinggi pemerintahan Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kini sedang mengupayakan secara intensif agar moratorium pembangunan pemukiman Yahudi diperpanjang.

"Tanpa Moratorium, Perundingan Terancam"

Palesina menuntut larangan pembangunan bagi pemukim Yahudi di wilayah Palestina harus dipertahankan sepenuhnya, "termasuk Yerusalem Timur," kata Abu Rudeina.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mendesak Israel untuk memperpanjang moratorium pembangunan pemukiman baru di Tepi Barat Yordan.

Menurutnya tanpa langkah tersebut, perundingan damai antara Palestina dan Israel akan terancam. Hal tersebut diungkapkannya di sela-sela sidang umum PBB di New York, seusai bertemu dengan perwakilan negara-negara Arab.

Moratorium Berakhir Hari Minggu

Moratorium pembangunan di Tepi Barat Yordan yang telah ditetapkan pemerintah Israel akan berakhir hari Minggu ini. Setelahnya para pemukim Yahudi dapat segera mulai membangun sekitar 2000 rumah baru. Presiden Palestina Mahmud Abbas mengancam akan menghentikan perundingan damai jika moratorium tidak diperpanjang.

Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di hadapan sidang umum PBB juga menyerukan agar Israel memperpanjang penghentian pembangunan di wilayah Palestina.

Perundingan antara kedua pihak terutama berpusat pada masalah pengungsi Palestina, batas negara dan juga hak-hak warga Yahudi yang tinggal di Tepi Barat Yordan.

Beberapa bulan lalu Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengakui, pemerintahannya tidak mungkin mencabut sepenuhnya larangan pembangunan di wilayah Palestina.

Luky Setyarini/afp/rtr/ap
Editor: Rizki Nugraha