1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300611 Thailand Abhisit Portrait

1 Juli 2011

Menjelang pemilu hari Minggu (03/07), jajak pendapat menunjukkan partai yang dipimpin PM Abhisit Vejjajiva jauh berada dibelakang partai pro Thaksin PueaThai. Tetapi Abhisit tetap terlihat optimis.

https://p.dw.com/p/11nJz
PM Thailand Abhisit Vejjajiva
PM Thailand Abhisit VejjajivaFoto: AP

Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva sekarang ini sedang sibuk menyebarkan optimisme, walaupun situasinya tidak terlihat optimis baginya. Ia yakin akan mendapatkan 200 dari 500 kursi di parlemen, padahal banyak analis yang mengatakan, bahwa ia harus susah payah berjuang untuk 170 kursi.

Berbagai jajak pendapat juga menunjukkan, partai demokratnya kalah jauh dibandingkan dengan partai oposisi Puea Thai, yang dipimpin adik perempuan Thaksin Shinawatra. Dalam masalah popularitas dan kompetensi pun, Abhisit juga tidak mendapat nilai bagus.

Tentara di depan gedung parlemen Thailand
Abhisit terlibat dalam pemboikotan parlemen yang mengakibatkan kudeta militer tahun 2006Foto: AP

Tidak disangkal lagi, partai demokrat dan PM Abhisit sedang menghadapi kekalahan. Mereka memang tidak pernah menang pemilu normal, melainkan dipilih parlemen sebagai pemerintah. Ketika Abhisit membubarkan parlemen bulan Mei lalu, ia tidak berpikir bahwa tindakannya bisa membuka jalan bagi pemilu parlemen baru. Sekarang ia juga masih melihat semuanya dengan naif.

"Kami sudah berkeliling Thailand, berbicara dengan banyak warga dan kami mendapatkan feedback yang bagus sekali. Orang-orang di Thailand tahu, apa yang telah kita lakukan di beberapa tahun terakhir," kata Abhisit. Ia melanjutkan,"tentu banyak orang sekarang sedang menghadapi masa-masa sulit, terutama dengan harga yang selalu naik. Tetapi kalau mereka lihat, bahwa masalah mereka adalah masalah kami juga, maka mereka akan percaya dengan kami dan akan mendukung kami.“

Janji jembatani jurang sosial

Partai Demokrat Abhisit ingin mempertahankan sistem kekuatannya. Selama ini hanya kelas sosial menengah dan kelas atas di Bangkok serta militer lah yang bisa mengambil keuntungan dari mereka. Baru sekarang partai ini mencoba memikirkan rakyatnya secara keseluruhan. Partai Abhisit menjanjikan akan menaikkan upah minimum dan pendidikan gratis di tahun-tahun mendatang. Abhisit mengatakakan dalam kampanyenya, partai saingan Puea Thai sebenarnya tidak peduli dengan rakyat, hanya dengan Thaksin Shinawatra.

Tetapi Abhisit dilihat banyak orang sebagai figur yang gagal menjembatani jurang sosial antara rakyat miskin di pedesaan dan kota, di satu sisi, dan kaum elit di sisi lain. Ini merupakan salah satu penyebab pecahnya konflik berdarah tahun lalu.

Tentara Thailand melawan warga anti pemerintah
Rakyat menuntut pertanggungjawaban Abhisit dalam aksi kekerasan kepada kelompok Baju MerahFoto: AP

Awal tahun lalu puluhan ribu pendukung Thaksin yang dikenal sebagai kelompok baju merah datang ke ibukota Bangkok dan menduduki beberapa wilayah di pusat kota. Pada akhirnya pertikaian berdarah dengan polisi dan militer mengakibatkan 90 orang terbunuh. Kelompok baju merah menyalahkan Abhisit atas peristiwa ini. Tetapi Abhisit menepis tudingan ini dan menuntut penyelidikan yang netral. Tetapi di Thailand, tidak seorang pun netral mengenai konflik ini.

"Kita harus mencari kebenarannya, tuntut Abhisit. "Tetapi saya bisa katakan dengan pasti, bahwa tudingan, bahwa saya menyuruh militer untuk bertindak menggunakan kekerasan, ini tidak benar. Ini tidak ada faktanya," ujar sang perdana menteri.

Tetapi Kelompok Baju Merah berbeda pendapat. Dan juga banyak pengamat, misalnya kaum intelek di Bangkok. Namun apa yang sebenarnya diperintahkan di bulan mei 2010 mungkin tidak akan pernah diketahui sepenuhnya. Menurut Abhisit yang terutama diperlukan Thailand saat ini adalah "pemilu yang adil dan bebas, respek terhadap keputusan para pemilih dan konsitusi," ujar Abhisit. Selain itu pemerintah yang terpilih harus bekerja untuk rakyat dan bukannya menggunakan mereka untuk kepentingannya, lanjut Abhisit. "Ini adalah resep bagi kestabilan Thailand.“Dan menurutnya, hanya partai demokratnya lah yang mengerti resep ini.

Udo Schmidt / Anggatira Gollmer /rtr
Editor: Hendra Pasuhuk