1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020210 Kulturpflege Afghanistan

19 Februari 2010

Proses pembangunan kembali di Afghanistan juga termasuk di bidang sipil, misalnya pendidikan polisi, pembangunan sekolah dan juga di bidang budaya, seperti pemeliharaan bangunan bersejarah.

https://p.dw.com/p/M5th
Proses rekonstruksi gerbang kota tua di kawasan Herat, AfghanistanFoto: Ute Franke/Deutsches Archäologisches Institut, Berlin

Kebanyakan orang langsung berpikir tentang perang kalau mendengar Afghanistan. Negara ini jarang diasosiasikan dengan nilai budaya tinggi atau gedung-gedung bersejarah, terlepas dari proses pembangunan kembali di Afghanistan. Walaupun begitu, hal-hal ini penting bagi sejarah dan identitas negara tersebut. Demikian arkeolog, Ute Franke.

"Kawasan kota tua Herat adalah salah satu kota tua tradisional besar yang ada di dunia Islam. Menurut riwayat, ini didirikan oleh Aleksander Agung dan tata kotanya klasik dengan banyak monumen. Ini sebuah kota tua yang tidak akan ditemukan di Kabul. Ada banyak gedung-gedung indah dari abad ke-18 dan ke-19. Ini sudah pasti merupakan saksi mata kejayaan budaya di masa lampau.”

Tetapi apakah tempat tinggal dan air bersih tidak lebih penting bagi rakyat Afghanistan, ketimbang dapat menikmati keindahan bangunan-bangunan bersejarah? Ternyata proses pembangunan kembali dapat dikombinasikan dengan pemeliharaan nilai-nilai budaya, contohnya di kota Herat. Ute Franke bercerita:

"Dalam rangka pembangunan kembali kawasan kota tua Herat, misalnya, semua trotoar diaspal dan saluran air juga dibuat baru. Ini artinya, semua selokan yang buruk sekali dan genangan air yang tidak higenis hilang dan sekarang semua ada dibawah tanah. Tempat penyimpanan air diangkat dan dibersihkan. Hal ini berhubungan erat dengan naiknya kualitas hidup penduduk daerah tersebut.“

Proyek lain yang dapat menghubungkan pemeliharaan monumen bersejarah serta tempat-tempat bersejarah dengan manfaat praktis bagi warga adalah proyek taman Bagh-E-Babur di Kabul. Ute Franke juga terlibat dalam proyek yang mengubah reruntuhan menjadi taman penuh bunga, yang pada akhir pekan dikunjungi sekitar 10 ribu orang, untuk bersantai. Bagi orang-orang di Kabul, ini juga merupakan simbol, bahwa masa depan mereka juga akan menjadi lebih indah.

Berbagai proyek budaya ini juga mempunyai pengaruh positif lain terhadap tempat dan wilayah, dimana monumen-monumen di restorasi. Proyek-proyek ini merupakan faktor ekonomi penting, yang dapat memberikan gaji dan makanan ke warga sekitar.

"Kami menawarkan kepada banyak orang pekerjaan dan pendapatan untuk jangka waktu yang panjang sekali. Di saat bersamaan, kami juga menwarkan kesempatan belajar, kami membuat semua proyek sebagai proyek pelatihan. Di satu sisi ada konservator, di sisi lain kami juga mendorong dan melatih penggali, tukang batu, tukang kayu, pengrajin. Yaitu orang-orang yang mempunyai keterampilan tangan tradisional, yang semakin menghilang tetapi sebenarnya ini profesi penting, supaya bangunan tidak hanya dibuat dari beton dan semen saja.“

Sesudah mengikuti program pelatihan ini, banyak warga bisa mendapatkan pekerjaan baru dengan mudah. Rakyat Afghanistan sendiri menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah. Ini bisa dilihat dari dukungan negara bagi penelitian sejarah dan perlindungan monumen, walaupun Afghanistan adalah negara miskin. Kementerian luar negeri Jerman yang membiayai proyek arkeolog Ute Franke juga melihat pengaruh sampingan di bidang politik dari proyek kebudayaan ini: warga Afghanistan dapat membangun ikatan positif dengan negara donor. Ute Frank setuju dengan hal ini.

Günther Birkenstock / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk