1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afghanistan Cari Mitra Ideal

23 Maret 2010

Presiden Afghanistan Hamid Karzai memulai kunjungan tiga hari ke Cina, Selasa (23/03). Ia antara lain akan bertemu Presiden Hu Jintao dan PM Wen Jiabao.

https://p.dw.com/p/MZv7
Presiden Afghanistan Hamid Karzai (kanan) dan Menlu Cina Yang Jiechi (kiri) , bertemu di München awal Februari lalu.Foto: AP

Cina termasuk yang dilirik Presiden Hamid Karzai untuk membantu pembangunan Afghanistan. Nicklas Norling, pakar dari Institut untuk Kebijakan Keamanan dan Pembangunan di Stockholm memperkirakan, tema ekonomi menduduki posisi teratas dalam agenda kunjungan Karzai.

"Saya pikir, tema pokok yang akan didiskusikan adalah investasi langsung Cina ke Afghanistan. Cina tertarik pada tambang bijih besi di Afghanistan yang tahun ini diumumkan akan dijual“, kata Norling.

Tambang bijih besi Hajigak terletak sekitar 100 km barat laut Kabul. Kandungan bijih besi sebanyak 1,8 miliar ton di lokasi itu, menarik minat perusahaan negara Cina. Sebelumnya, tahun 2008, sebuah konsorsium Cina mengeluarkan 3,4 miliar dolar AS untuk memperoleh ijin pertambangan di Aynak, dekat ibukota Kabul. Di tambang tembaga terbesar dunia itu, Cina ingin menghasilkan 11 juta ton tembaga dalam kurun waktu 25 tahun ke depan.

Perusahaan-perusahaan Cina berinventasi sangat tinggi guna menambang kekayaan alam Afghanistan. Resikonya juga sangat besar mengingat kondisi keamanan yang kacau balau di negara itu. Toh bagi Beijing, kepentingan ekonomi di Afghanistan sama pentingnya dengan stabilisasi keamanan di negara tetangga itu, kata Bernt Berger dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik di Berlin.

Ia menambahkan, "Arti Afghanistan boleh jadi terletak pada fakta bahwa Cina mengupayakan keamanan dan stabilitas di sekitarnya. Dalam kasus ini, Afghanistan juga penting bagi keamanan jangka panjang di Asia Tengah. Cina merupakan mitra penting di sini, karena investasi Cina biasanya bukan hanya menciptakan lapangan kerja tapi juga insfrastruktur.“

Di Aynak, perusahaan Cina bukan hanya menambang tembaga. Mereka juga membangun sekolah, rumah sakit, mesjid, rel kereta api dan pembangkit tenaga listrik. Pemerintah Afghanistan memperkirakan, kelak akan tersedia 6.000 tempat kerja baru di sana.

Permohonan agar Cina membantu Afghanistan juga dilontarkan Menlu AS Hillary Clinton pada kunjungan pertamanya ke Beijing, Februari tahun lalu. Clinton bahkan mengusulkan intervensi militer Cina di Pakistan dan Afghanistan. Namun pemerintah komunis Cina menolak. Meski begitu media Cina berspekulasi tentang apakah pemerintah di Beijing berubah pikiran atau tidak.

Sejak pertengahan tahun lalu, Kementrian Pertahanan Cina membangun jalan di perbatasan dengan Afghanistan. Militer Cina juga membangun stasiun pemancar di sana. Bernt Berger menilainya sebagai tindakan di luar dugaan. Ia menduga ada alasan lain bagi pembangunan di wilayah perbatasan kedua negara.

"Cina tentu harus berpikir jangka panjang jika ingin menambang kekayaan alam Afghanistan, untuk mengamankan transportasinya ke Cina. Bahwa prasarananya dibangun oleh pihak Kementrian Pertahanan Cina, paling tidak untuk menjamin keamanannya“, kata Berger.

Kerjasama militer tidak, ekonomi ya. Begitu kurang lebih politik Afghanistan yang dijalankan Cina. Bernt Berger dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik di Berlin yakin, Afghanistan bisa menarik banyak untung dari kerjasama dengan Cina. Di lain pihak, tidak ada negara lain yang dapat berinvestasi di Afghanistan dengan resiko sebesar itu, kecuali Cina. Karena itu lah, Cina merupakan mitra ideal bagi Afghanistan.

Christoph Ricking/ Renata Permadi
Editor: Hendra Pasuhuk