1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afghanistan Persiapkan Pemilu Penentuan

21 Oktober 2009

Setelah komisi Perserikatan Bangsa Bangsa menemukan adanya kecurangan dalam pemilu di Afghanistan, tanggal 7 November mendatang akan digelar pemilu penentuan.

https://p.dw.com/p/KBxU
Abdullah Abdullah tampak sumringah menyambut pemilu penentuan November mendatangFoto: AP

Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyetujui tekanan internasional untuk mengadakan pemilu penentuan. Sementara penantangnya, Abdullah Abdullah, Rabu (21/10), mengungkapkan akan menyiapkan hal-hal untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pemilu mendatang.

Putaran kedua pemilu Afghanistan akan digelar 7 November mendatang. Presiden Afghanistan Hamid Karzai akan kembali bertarung melawan rivalnya Abdullah Abdullah. Penantang presiden itu, yang telah menanti cukup lama, menganggap keputusan tersebut sebagai langkah maju: "Ini akan menyokong demokrasi di Afghanistan, nasib rakyat Afghanistan dan memperkuat proses demokratisasi,“ demikian ujar mantan menteri luar negeri Afghanistan tersebut.

Rakyat Afghanistan memiliki pandangannya masing-masing tentang pemilu penentuan itu. Zadek, mahasiswa di Kabul misalnya menuturkan:„Saya akan ikut pemilu penentuan. Afghanistan membutuhkan perubahan.“

Namun ada juga yang punya pandangan berbeda. Kebanyakan responden yang dimintai pendapat mengenai pemilu penentuan merasa kecewa dengan kecurangan besar dalam pemilu pertama. Seperti misalnya yang disampaikan Asad: "Telah terjadi kebohongan dan kecurangan, oleh sebab itu saya tidak akan ikut pemilihan.“

Pandangan serupa dipaparkan oleh mahasiswa lainnya, Faresha. “Bagi kami tidak ada demokrasi yang sesungguhnya.”

Sudah dua bulan pasca pemilu situasi di Afghanistan tidak menentu. Komisi pemilu Afghanistan pada mulanya menyatakan Karzai mendapatkan suara mayoritas absolut. Namun kemudian banyak bukti yang menunjukkan bahwa Karzai diuntungkan dari kecurangan pemilu, dalam memperoleh lebih banyak suara ketimbang pesaingnya, Abdullah.

Dengan menyetujui diadakannya pemilu penentuan, Karzai secara tidak langsung menjawab tudingan telah terjadinya manipulasi itu. Sebuah langkah yang dinantikan sekian lama oleh para penaruh harapan pada demokratisasi di Afghanistan. Karzai pun menuai pujian masyarakat internasional, dengan menyetujui pemilu penentuan itu.

Kini persiapan menuju pemilu penentuan tinggal 17 hari. Bagi anggota parlemen Afghanistan, Daud Sultanzoy, jangka waktu tersebut dirasakan terlalu pendek untuk mencapai pemilu yang bebas, adil dan transparan. "Bila kita ingin membuat prasyarat, sebuah badan untuk pemilu bersih, kita harus membenahi berbagai mekanisme yang telah menyebabkan kecurangan dalam pemilu sebelumnya, termasuk orang-orang yang berada dibalik kecurangan itu, mereka harus disingkirkan dan itu butuh waktu,“ ungkap Sultanzoy.

Komisi Pemilu Afghanistan dan PBB telah mempersiapkan logistik untuk pemilu penentuan tersebut. Namun musim dingin di Hindukush yang akan tiba, ancaman dari para pejuang Taliban, banyak tempat pemungutan suara yang dibuka secara terbatas, serta bukan tidak mungkin pengamat pemilu dikontrol di beberapa wilayah, hal-hal tersebut merupakan kondisi yang memprihatinkan untuk mengadakan pemilu penentuan.

Namun Abdullah Abdullah yang memiliki resiko kalah, tetap menunjukkan sikap optimistik. "Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kita harus menyetujui tindakan untuk mencegah kecurangan pemilu di Afghanistan. Saya tidak akan memasuki tema yang spesifik, namun kita telah mempelajari beberapa hal dari pengalaman sebelumnya.“

Apakah optimisme ini cukup untuk memenangkan kepercayaan kembali rakyat dalam pemilu, akan ditunjukkan dalam pemilu 7 November mendatang. Namun satu hal yang jelas, pemilihan umum penentuan dengan tingkat partisipasi yang lebih rendah kembang pemilu putaran pertama akan lebih mempertajam krisis politik di Afghanistan.

Sabina Matthay / Ayu Purwaningsih

Editor : Hendra Pasuhuk