1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afrika Selatan Khawatirkan Aksi Rusuh Kebencian Rasial

4 April 2010

Pembunuhan terhadap aktivis pro apartheid Eugene Terre'Blanche dikhawatirkan akan menimbulkan aksi kerusuhan hanya beberapa bulan menjelang Piala Dunia 2010. Semua pihak tampak terkejut atas pembunuhan itu.

https://p.dw.com/p/MnA7
Poster di era apartheid di Afrika SelatanFoto: AP

Eugene Terre'Blanche, pemimpin kelompok pro apartheid di Afrika Selatan, ditemukan tewas Sabtu lalu (03/04) di rumahnya. Menurut keterangan kepolisian ia diserang dengan tongkat dan parang oleh dua pekerjanya yang berkulit hitam.

Dikabarkan serangan tersebut dimulai dari perdebatan tentang gaji yang belum dibayar. Tetapi pembunuhan ini bisa berdampak lebih luas. Muncul kekhawatiran akan tersulutnya kerusuhan akibat kebencian rasial.

Dalam misa paskah, para uskup di Afrika Selatan juga menyinggung kejadian tersebut dan menyerukan untuk tetap bersikap damai. Para politisi dari berbagai kalangan juga berusaha melakukan hal yang sama.

Helen Zille, pimpinan partai oposisi Aliansi Demokrasi memperingatkan, pembunuhan tersebut dapat menggoyang kestabilan di Afrika Selatan.

"Hal semacam itu terjadi, jika beberapa orang menganggap sikap brutal dan pembunuhan sebagai kemungkinan untuk menyelesaikan masalah. Tetapi kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Ini hanya akan mempersulit negara kami untuk berhasil sebagai negara yang tidak rasis dan berpegang teguh pada demokrasi, " katanya.

Ada kekhawatiran meluas, bahwa pembunuhan tersebut dipicu dengan seruan pimpinan organisasi remaja partai pemerintah ANC.

Bulan Maret lalu, Julius Malema menyanyikan sebuah lagu kontroversial pada sebuah pertemuan pelajar. Lirik lagu tersebut menyerukan untuk melakukan aksi kekerasan terhadap kulit putih.

Semenjak itu terdengar tuduhan, bahwa di Afrika Selatan tengah diciptakan iklim untuk menyerang para keturunan pendatang dari Belanda. Pihak kepolisian memohon untuk tidak mengaitkan kasus pembunuhan dengan lagu tersebut.

Partai kecil Front Kebebasan Plus yang mewakili para pemilik pertanian berkulit putih di kabinet memperingatkan akan situasi yang panas dan menuntut Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma untuk mengecam secara terbuka lagu tersebut.

Pimpinan partai Front Kebebasan Plus Pieter Mulder, mengatakan, "Sebagai kepala pemerintahan, berdasarkan konstitusi kami, Zuma memiliki kewajiban untuk memastikan kestabilan dan keamanan semua warga Afrika Selatan. Presiden Zuma harus menunjukkan kemampuannya sebagai pemimpin dan mengecam lagu itu, karena bisa memprovokasi aksi kekerasan."

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional hari Minggu kemarin (04/04), Presiden Zuma meminta para politisi untuk tidak semakin memperbesar masalah tersebut. Ia mengatakan, adalah tanggung jawab bersama untuk mencegah kejahatan dan tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa menggoyahkan kesatuan nasional menyulut kebencian rasial.

Eugene Terre'Blanche adalah pendukung pemisahan ras. Organisasi ekstrem kanannya, 'Gerakan Perlawanan Afrika' telah mencoba di tahun 90an, untuk mencegah berakhirnya apartheid dengan aksi kekerasan. Setelahnya, Terreblanche bermasalah dengan hukum.

Ia pernah dipenjara selama empat tahun karena mencoba membunuh seorang penjaga berkulit hitam. Tewasnya pria yang kerap bersikap kontroversial itu, menimbulkan reaksi yang bermacam-macam.

"Setiap kematian akibat aksi kekerasan adalah hal yang mengerikan. Tidak peduli apakah ini menyangkut warna kulit atau agama."

"Menurut saya, Terre'Blanche adalah pria yang baik. Ia selalu jujur."

"Sudah sepatutnya ia mati seperti itu. Ia rasis, tidak menyukai orang berkulit hitam. Begitu banyak orang yang sudah meninggal karena ia melakukan hal-hal yang buruk."

"Pembunuhan adalah hal yang selalu mengerikan. Tetapi Eugene Terre'Blanche - ia tidak pernah menjadi manusia yang baik."

Juru bicara organisasi 'Gerakan Perlawanan Afrika', Andre Nienaber, telah memohon kepada semua anggotanya untuk bersikap tenang. Setelah pertemuan resmi, organisasi tersebut akan merilis keterangan pers.

Keluarga Eugene Terre'Blanche juga telah meminta kepada publik untuk tidak melakukan hal yang tidak benar. Aksi kekerasan sebenarnya kerap terjadi di lahan-lahan pertanian Afrika Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, selalu ada berita yang melaporkan kematian pemilik lahan berkulit putih. Tetapi, sekarang, 10 pekan menjelang dimulainya kompetisi sepakbola Piala Dunia, berita ini sama sekali tidak menguntungkan bagi Afrika Selatan.

Jana Genth / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Luky Setyarini