1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ahmadinejad Kunjungi Perbatasan Libanon Selatan-Israel

14 Oktober 2010

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kunjungi kawasan perbatasan Libanon Selatan untuk meninjau desa-desa yang rusak selama perang antara milisi Hizbullah dan Israel (2006) dan dibangun dengan dana Iran.

https://p.dw.com/p/Pe1f
Sambutan warga terhadap Presiden Iran di LibanonFoto: AP

Kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke kawasan perbatasan Libanon selatan-Israel utara dibayangi dengan pernyataan Ahmadinejad yang berisikan penyangkalan keberadaan negara Israel. Selain itu ia juga berulang kali meragukan pernah terjadinya holocaust.

Warga Israel di kawasan perbatasan mengungkapkan berbagai reaksi atas kunjungan Presiden Iran itu.

„Mungkin ini bahkan sedikit menimbulkan rasa takut, kalau memikirkan bahwa ia begitu dekatnya dengan kami di sini, di Metulla." Ujar Efrat yang tinggal di bagian paling utara Israel. Ia adalah mahasiswa yang pada malam hari bekerja sebagai pelayan restoran. Ia mengatakan, teman-teman, kenalan dan juga pengunjung restoran dan Cafe berbicara tentang Ahmadinejad yang saat ini sepertinya berada di ambang pintu mereka. Efrat kemudian mengaku, merasa sedikit marah, sedikit takut dan tidak nyaman, tetapi tidak lebih dari itu.

Iran Mahmud Ahmadinedschad Libanon Beirut Plakat
Poster Ahmadinejad di BeirutFoto: AP

Pemberitaan rinci di Israel

Media Israel memberitakan secara rinci lawatan Presiden Iran ke negara tetangga dan penampilan Ahmadinejad sebagai pemenang di Beirut, ibukota Libanon. Gilad, seorang akademisi muda mengomentari: „Saya pikir, tujuan utamanya adalah provokasi, dan tidak hanya untuk tampil, tetapi juga menunjukkan bahwa ia kuat dan yang berkuasa. Ini sedikit menggelikan, maksudnya, cara dan gaya ia melakukannya itu sangat menggelikan."

Gilad dibesarkan di salah satu dari sekian permukiman kolektif "Kibbutz" di perbatasan Israel sebelah utara. Menurutnya, melalui kunjungan Ahmadinejad di kawasan terpencil Libanon selatan, Presiden Iran menunjukkan bahwa ia ingin menciptakan semacam imperium, mencari basis kekuasaan, dan basis kekuasaan itu adalah Hizbullah di kawasan itu.

Ahmadinedschad im Libanon
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad di bandara BeirutFoto: AP

Untuk menegaskan pengaruhnya di Libanon

Barak, seorang pemilik Cafe dari Metulla beranggapan, bukanlah kebetulan Ahmadinejad mengunjungi kawasan perbatasan itu. Lantaran ia hendak menegaskan potensi ancaman militer yang dimilikinya melalui milisi Hizbullah yang pada kenyataannya dikuasai pimpinan di Teheran: „Kenyataan bahwa ia begitu dekatnya dengan kami, menurut saya menunjukkan, Hizbullah dan Libanon tidak lagi di bawah kekuasaan pemerintahan Libanon, melainkan hampir secara keseluruhan dikontrol Iran. Saya yakin bahwa ia tidak hanya berkunjung, karena kawasan ini begitu indahnya."

Ketika ditanyakan, apakah kunjungan Ahmadinejad akan memicu perang baru antara Israel dengan milisi Hizbullah pro-Iran, Barak menjawab bahwa Presiden Iran hanya ingin memprovokasi di perbatasan Israel, tetapi tidak akan membiarkan situasi meruncing: „Memang ada ketakutan ini. Tapi saya pikir, Israel sangat siap menghadapi situasi semacam ini. Saya kira tidak akan ada masalah. Meskipun semua pandangan di arahkan ke sana, tetapi tampaknya akan tenang-tenang saja. Saya pikir, tak satu pihak pun saat ini menginginkan konflik di tahap semacam itu."

Clemens Verenkotte/Christa Saloh

Editor: Asril Ridwan