1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ai Weiwei Dibela Kalangan Seni Jerman

30 April 2011

Di manakah Ai Weiwei? Begitu tertera pada poster pameran, yang seharusnya dibuka Ai Weiwei di Berlin pada 29 April. Seniman itu angkat sebagai dosen tamu di Sekolah Tinggi Kesenian di Berlin.

https://p.dw.com/p/116vc
Foto: Galerie Neugerriemschneider

Karya-karya Ai Weiwei dikenal di Jerman sejak ia mengikuti pameran Documenta 12 pada tahun 2007 di Kassel. Untuk pameran yang berlangsung setiap 5 tahun selama 100 hari itu, Ai Weiwei mendatangkan 1001 orang dari berbagai penjuru Cina. Dibagi dalam 5 kelompok, secara bergantian masing-masing kelompok yang diberi pakaian dengan disain khusus berjalan-jalan seputar kota itu selama delapan hari. Sementara di pelataran pameran, berdiri sebuah instalasi dari tumpukan jendela dan pintu kayu kuno dari zaman dinasi Ming dan Ching yang telah hancur. 29 April ini Ai Weiwei seharusnya turut membuka sebuah pameran di Berlin. Namun ia tak bisa hadir, karena ditangkap di Beijing awal April lalu.

Boleh dibilang, jadwal kerja Ai Weiwei di Jerman cukup ketat. Karena 20 April lalu, ia juga ditunjuk oleh Sekolah Tinggi Kesenian di Berlin sebagai dosen tamu. Martin Rennert, Presiden Sekolah Tinggi Kesenian Berlin (UdK) menerangkan pengangkatan itu bukan semata bertujuan solidaritas. "Tidak mungkin melihat pengangkatan Ai Weiwei secara terpisah dari situasi yang dihadapinya saat ini. Tapi bagi saya sangat penting untuk menegaskan, bahwa proses pengangkatannya ini sudah berlangsung empat bulan, dan bukan sekedar ide yang muncul dua setengah minggu yang lalu. Kami tidak memilihnya karena ia seorang disiden, melainkan karena Ai Weiwei adalah seorang seniman hebat."

Prof. Martin Rennert dari UdK Berlin, seniman Olafur Eliasson dan Jürgen Zöller dari yaasan Einstein (dari kiri ke kanan)
Foto: picture-alliance/dpa

Ai Weiwei yang tahun lalu di Beijing, kerap menyampaikan kritik pedas sehubungan situasi di dalam negerinya, adalah seniman Cina yang paling dikenal di Jerman. Sebelum penangkapannya Ai WeiWei bahkan berencana menyewa sejumlah ruangan di Berlin sebagai studio untuk berkarya. Hal yang disambut oleh Berlin, karena meningkatkan citranya sebagai kota internasional. Sebuah yayasan milik kota Berlin, juga bersedia mendanai posisinya sebagai pengajar. Jürgen Zöllner yang bertanggung jawab untuk bagian Kesenian dan Sains pada Pemerintah Kota menerangkan, "Bagi Ai Weiwei, ada peluang untuk mengembangkan perspektif karirnya di sini. Ini merupakan penghargaan kepada seorang seniman, yang dianggap penting oleh Berlin."

Di Sekolah Tinggi Kesenian Berlin, UdK, Ai Weiwei rencananya akan mengajar kepada mahasiswa lanjutan. Ia digandengkan dengan seniman instalasi dari Irlandia, Olafur Eliasson yang sudah sejak 2008 mengajar di situ dan memimpin "Institut untuk Eksperimen Ruang".

Kedua seniman itu sudah saling mengenal sejak lama. "Saya kira penting sekali untuk mendapatkan Ai Weiwei sebagai pengajar di sini. Karena, cara dia berkarya, cara dia mengintepretasikan kritiknya dalam bentuk seni merupakan masukan yang memperkaya kita semua. Juga karena dalam karya-karyanya tidak hanya kritis terhadap Cina, melainkan menunjukkan cara berpikir yang kritis. Dan bagi saya pribadi ini merupakan inspirasi. Ia yang menunjukkan kepada saya, betapa Eropa-sentris cara pandang saya."

Tree, kaya Ai Weiwei di galeri neugerriemschneider pada Pekan Galeri Berlin mulai 29 April Copyright: Ai Weiwei courtesy of neugerriemschneider, Berlin Foto: Jens Ziehe
Foto: Ai Weiwei

Untuk pameran di Berlin 29 April ini, Ai Weiwei sebelumnya telah menyiapkan sebuah patung kayu berjudul „Tree“ atau pohon dari akar kayu yang ditemukan di Cina Selatan dan karya-karya porselan berjudul „Rock“ atau batu yang dibuatnya di kota Jingdezhen, pusat produksi porselan di Cina. Ketidak hadiran Ai Weiwei di ajang pameran ini membuat resah dan gundah para seniman lain, maupun para pengunjung yang tampak bersolidaritas. Pada gedung pameran misalnya, seniman Rirkrit Tiravanija memasang sebuah poster raksasa yang mempertanyakan kebijakan pemerintah Cina, berjudul "Dimanakah Ai Weiwei?"

Sementara di Sekolah Tinggi Kesenian Berlin, UdK Olafur Elliason berusaha menghubungi istri Ai Weiwei melalui studionya di Hongkong untuk menyampaikan surat panggilan untuk mengajar. Ia berharap bahwa Ai Weiwei akan segera menerima informasi itu. "Saya sudah menghubungi asistennya, tapi mereka juga tidak bisa mengontaknya. Saya tentunya gembira sekali bisa menyampaikan berita baik ini, tapi hingga kini kami tidak tahu apakah berita itu sampai atau tidak“.

Presiden UdK Martin Rennert berharap Ai Weiwei dapat segera bertugas sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Kesenian itu. "Kami tak akan berhenti menunjukkan bahwa posisi sebagai dosen tamu ini terbuka dan menunggu kedatangannya." Menurut Rennert, pemerintah Cina sudah diberitahu mengenai pengangkatan Ai Weiwei sebagai dosen tamu. Tapi tidak ada reaksi.

Mathias Bölinger / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk