1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akibat Serangan di Angola, Peserta Piala Dunia Afsel Cemaskan Keamanan

12 Januari 2010

Insiden serangan terhadap bis kesebelasan Togo di Angola menebarkan kecemasan mengenai seberapa jauh jaminan keamanan Piala Dunia 2010 musim panas nanti, yang juga berlangsung di benua Afrika.

https://p.dw.com/p/LRkQ
Aparat keamanan Angola menjaga ketat kawasan tempat menginap para pemain di CabindaFoto: AP

Di Johanesburg, Menteri Olahraga Afrika Selatan Makhenkesi Stofile menegaskan, peristiwa di Piala Afrika Angola yang menewaskan tiga anggota rombongan kesebelasan Togo tak perlu dikaitkan dengan kesiapan keamanan Afrika Selatan untuk Piala Dunia.

Namun banyak negara peserta Piala Dunia 2010 tak bisa ditenangkan begitu saja. Jerman misalnya. Juara dunia tiga kali ini bermaksud menata lagi sistem pengamanan untuk tim mereka di Piala Dunia 2010. Ketua Badan Sepak Bola Jerman Theo Zwanziger mengakui, Afrika Selatan memang bukan Angola. Namun ia memperingatkan, ancaman keamanan tidak boleh disepelekan. Ketua Bundesliga Jerman Reinhard Rauball lebih tandas lagi. Dikatakannya, kita tidak bisa sekadar menyatakan bahwa Afrika Selatan berbeda dengan Angola.

Di pihak lain, Danny Jordaan, ketua penyelenggara Piala Dunia Afrika Selatan 2010, menyatakan cara pandang seperti itu yang menyamaratakan situasi keamanan di seluruh benua Afrika. hal ini menurutnya tidak adil. Danny Jordaan menyodorkan contoh suksesnya Piala Konfederasi yang biasa disebut sebagai Paial Dunia mini, sebagai bukti kehandalan pengamanan Afrika Selatan.

Insiden itu terjadi hari Jumat (08/01). Rombongan Togo dihujani tembakan saat memasuki kawasan Cabinda, tak lama setelah bis rombongan memasuki wilayah Angola dari perbatasan dengan Republik Kongo. Tiga orang tewas: asisten pelatih, pejabat urusan pers dan sopir. Sembilan lain luka, termasuk dua pemain yang cedera cukup parah terkena tembakan. Kelompok pemberontak Flec yang hendak memerdekakan Cabinda mengaku sebagai pelaku, kendati berdalih cuma bermaksud menyerang pasukan keamanan Angola yang mengawal rombongan.

Pemerintah Togo memerintahkan rombongan agar segera kembali ke negerinya. Sempat muncul kabar, Menteri olahraga Togo meminta agar konfederasi sepakbola Afrika CAF melakukan penjadualan ulang bagi pertandingan mereka. Namun ditolak. Tetapi berita itu dibantah Perdana Menteri Togo Gilbert Huongbo yang menegaskan, kesebelasan mereka menarik diri sepenuhnya karena telah menjadi korban serangan terorisme.

Di Luanda, pertandingan pembukaan antara tuan rumah Angola lawan Mali yang berkesudahan 4-4, diawali renungan semenit untuk menghormati para korban serangan, khususnya bagi tiga korban tewas. Pemerintah Angola juga tetap dengan jadual semula untuk melangsungkan sejumlah pertandingan di Cabinda yang menjadi lokasi serangan, dan pusat gerakan bersenjata pelaku serangan. Pemerintah beranggapan, peningkatan kesiagaan dan pengerahan pasukan tambahan cukup untuk mengamankan pertandingan.

GG/AP/dpa/afp/rtr