1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Bersama untuk Jalur Gaza

1 Januari 2010

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyatahu menyatakan komitmennya untuk menghadiri pertemuan puncak Timur Tengah, dengan Mesir sebagai tuan rumah. Pertemuan ini dimaksudkan untuk membawa Timur Tengah pada perdamaian.

https://p.dw.com/p/LIFl
PM Israel Benjamin NetanyahuFoto: AP

Sementara di Jalur Gaza, ratusan orang, termasuk para aktivis perdamaian internasional berdemonstrasi bersama-sama warga Palestina dan Israel menentang blokade Jalur Gaza. Ratusan pengunjuk rasa itu berhimpun di sekitar pintu perbatasan Eres. Sementara itu di Kairo, terdapat sekitar 1.300 aktivis perdamaian lainnya, yang datang dari seluruh dunia, namun dilarang menyeberangi perbatasan oleh pemerintah Mesir. Hanya 84 aktivis pro Palestina yang akhirnya diizinkan terus untuk long march menuju ke Jalur Gaza. Sementara sisanya masih bertahan. Di Kairo, sempat terjadi baku hantam antara aktivis dengan aparat keamanan. Penyelenggara aksi di Kairo menceritakan polisi memukuli para pemrotes, termasuk perempuan. Bahkan sejumlah orang mengalami patah tulang rusuk akibat pemukulan itu.

Selain untuk menentang blokade, aksi protes ditujukan untuk memperingati serangan masif Israel setahun lalu ke Jalur Gaza. Dalam konflik yang berkecamuk selama 22 hari itu, lebih dari seribu orang tewas. Israel menutup perbatasan dengan Jalur Gaza setelah seorang tentaranya, yang bernama Gilad Shalit, diculik Juni 2006. Blokade ditingkatkan setelah gerakan radikal Hamas mengambil alih kekuasaan di daerah di tepi pantai itu. Perbatasan dengan Mesir hanya dibuka sewaktu-waktu, namun hanya diperuntukan bagi orang-orang, suplai kebutuhan tidak diizinkan masuk.

Oleh karenanya banyak warga Gaza yang memenuhi kebutuhannya dengan menyelundupkannya lewat lorong bawah tanah di perbatasan Gaza-Mesir. Namun Israel meyakinin bahwa rute itu juga merupakan jalur penyelundupan senjata. Ketakutan dan kesulitan hidup terus melingkupi warga Jalur Gaza. Dalam aksi unjuk rasa, seorang anggota Knesset yang merupakan warga Isarel keturunan Palestina Hanin Zoabi mengatakan:

"Kita berhimpun di sini, warga Israel yang merupakan keturunan Palestina, untuk mendukung rakyat kami di Jalur Gaza. Blokade di jalur Gaza hanyalah kepingan peperangan. Kami di sini menyerukan pada Israel dan semua orang di dunia, bahwa kami akan terus bertempur melawan blokade, dan menentang peperangan hingga warga Palestina dapat mencapai kestabilan dalam perdamaian dan menjadi negara yang stabil dan bebas menentukan nasib sendiri.“

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu sejauh ini telah menyetujui diadakannya pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, dengan Mesir sebagai tuan rumah. Pertemuan itu dimaksudkan untuk memecah kebuntuan konflik di kawasan panas tersebut.

(AP/EK/ap/afp/rtr)