1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

221010 Silwan Spanunngen

22 Oktober 2010

Di wilayah Silvan, di Yerusalem Timur ketegangannya memuncak di bulan terakhir ini. Dan kali ini anak-anak dan remaja Palestina menjadi sorotannya. Berbagai kejadian memicu debat sengit di parlemen Israel.

https://p.dw.com/p/Pl3S
Salah satu pemukiman Israel di Yerusalem TimurFoto: picture-alliance/ dpa

Sebulan terakhir ini ketegangan memuncak di wilayah Silvan di Yerusalem Timur. Sekitar 60 ribu orang Palestina dan 500 pendatang Yahudi tinggal di kawasan ini. Hampir setiap hari terjadi kerusuhan yang melibatkan kekerasan di daerah sekitar tembok yang mengelilingi kota tua Yerusalem. Pelaku aksi kekerasan, sebgian besar masih anak-anak dan remaja Palestina, melemparkan batu dan bahan-bahan yang mudah terbakar ke polisi Israel serta satuan penjaga perbatasan. Mobil yang diduga dikendarai warga Yahudi juga diserang. Pasukan keamanan menanggapinya dengan menggunakan gas air mata serta menembakkan peluru karet.

Yang menyebabkan kerusuhan baru-baru ini adalah seorang petugas keamanan kompleks perumahan Yahudi yang menembak seorang laki-laki Palestina yang tinggal di daerah Silvan. Dilaporkan, mobil si petugas keamanan dikelilingi puluhan orang Palestina dan ia dilempari batu. Setelah memberikan beberapa tembakan peringatan ia akhirnya melepaskan tembakan yang menewaskan seorang warga Palestina. Walaupun begitu, pada malam yang sama polisi langsung membebaskan si petugas keamanan. Sejak itu, hampir setiap hari terjadi kerusuhan dan penahanan warga.

Di antara warga yang ditahan juga terdapat sejumlah anak. Salah satu dari mereka adalah Mohammed Mansour yang berusia 13 tahun. Ia bercerita, bahwa ketika berjalan pulang ia kebetulan melewati sekumpulan orang yang sedang melempari tentara Israel dengan batu. Karena itu ia langsung ditangkap seorang agen dinas rahasia dalam negeri Israel Shin Bet, yang berpakaian seperti warga sipil.

Ia bercerita, "ketika mereka menangkap saya, mereka melempar saya ke lantai sampai bibir saya berdarah. Dan si agen yang menyamar itu mengeluarkan senjatanya dan berkata: 'Saya tembak kamu, kalau bergerak!'" Mohammed mencoba kabur, tetapi seorang agen dinas rahasia kedua datang dan mencekiknya, serta menarik sang remaja ini ke jeepnya.

Pada tanggal 8 Oktober, David Be'eri, ketua perhimpunan permukiman Yahudi Elad di Yerusalem Timur menabrak dua anak Palestina di Silvan, yang dengan remaja-remaja lain melempari mobilnya dengan batu. Kejadian ini terekam oleh kamera. Setelah itu rekaman tersebut ditayangkan berulang kali oleh semua stasiun TV Arab. David Be'eri mengatakan setelahnya, bahwa orang-orang Palestina ini membahayakan hidupnya.

Karena serangkaian kejadian ini anggota-anggota Arab di parlemen Israel langsung menyerukan pentingnya rapat komite hak anak dan berdebat sengit dengan kolega-kolega Yahudinya di parlemen.

"Anak-anak Palestina yang malang! Kita harus bangkit untuk melawan kekerasan terhadap anak-anak Palestina. Siapa korbannya di sini? Kalian kenapa ke sana?", dikatakan anggota-anggota Arab di parlemen dengan marah. Pihak lawan menjawab: "Kalian kenapa di sini?"

Anak-anak dan remaja-remaja Palestina di Silvan yang melempari prajurit Israel dengan batu harus dipisahkan dari orang tuanya dengan kekerasan, demikian dituntut anggota parlemen Danny Danon dari Partai Likud, kubu perdana menteri Israel.

"Ini tidak dapat diterima. Anak-anak ini melakukan tindakan kriminal dengan melempar batu kepada warga Israel yang tidak bersalah", kata Danon. "Kalau para orang tua tidak mengurusi anak-anaknya, pemerintah harus turun tangan dan mengeluarkan anak-anak ini dari rumahnya", lanjutnya

Clemens Verenkotte / Anggatira Gollmer
Editor: Ziphora Robina