1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Pembunuhan Bayangi Dialog Israel-Palestina

1 September 2010

Presiden Barack Obama tetap tenang menggulirkan dorongan terbaru AS bagi perdamaian Timur Tengah, sekalipun aksi kekerasan Hamas dan kebuntuan menyangkut pemukiman Yahudi berpotensi menggagalkan perundingan.

https://p.dw.com/p/P1uX
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanjahu (kanan) siap bertemu di WashingtonFoto: AP/DW-Fotomontage

Persiapan pertemuan puncak Israel-Palestina di Washington dibayangi serangan militan Hamas di Tepi Barat.

Presiden Barack Obama tetap tenang menggulirkan dorongan terbaru AS bagi perdamaian Timur Tengah, sekalipun aksi kekerasan Hamas dan kebuntuan menyangkut pemukiman Yahudi berpotensi menggagalkan perundingan. Obama yang bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak di Washington untuk memulai kembali perundingan langsung Israel - Palestina, juga menghadapi skeptisisme besar akan peluang keberhasilannya dimana banyak pendahulunya gagal.

Militan Hamas yang menyatakan penolakan keras, bahkan sebelum perundingan dimulai, membunuh empat pemukim Yahudi di Tepi Barat hari Selasa (31/08). Mereka mengancam akan melancarkan serangan berikutnya, menegaskan halangan besar untuk mengakhiri konflik puluhan tahun Israel-Palestina.

Kebrutalan liar seperti itu, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menunjuk pada serangan militan Hamas, tidak punya tempat di negara manapun dalam situasi apapun. Clinton mengatakannya saat bertemu PM Israel Benyamin Netanyahu semalam di Washington.

Netanyahu sendiri menyuarakan kemarahan tentang bertambahnya anak yatim piatu baru di Israel akibat serangan terbaru Hamas. Sementara Presiden Palestina Mahmud Abbas mengutuk serangan apapun yang menjadikan warga sipil, baik yahudi maupun Palestina, sebagai sasaran.

Kedua pemimpin menegaskan, rencana dimulainya lagi perundingan tatap muka Israel-Palestina, yang dihentikan 20 bulan, tidak akan keluar dari rel. Namun Abbas mengancam keluar dari perundingan jika pembangunan pemukiman Yahudi diteruskan. Sementara Netanyahu bertekad tidak akan memperpanjang moratorium tentang penghentian pembangunan pemukiman Yahudi.

Presiden Obama akan bertemu secara terpisah dengan PM Israel Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas Rabu ini (01/09) di Gedung Putih. Juga dengan dua tokoh kunci regional, Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Husni Mubarak di Gedung Putih. Setelahnya Obama akan menjamu para pemimpin bersantap malam. Rangkaian pemanasan ini dirancang untuk membantu pelaksanaan perundingan langsung antara pemimpin Israel dan Palestina yang diperantarai Hillary Clinton, keesokan harinya, Kamis (02/09).

Pertemuan puncak di Kementrian Luar Negeri itu menandai resiko terbesar yang diambil Obama dalam diplomasi Timur Tengah. Sejak awal menjabat presiden AS, Obama menjadikan perdamaian di kawasan itu sebagai prioritas pemerintahannya.

Serangan Hamas di Tepi Barat, yang membayangi pembukaan pertemuan di Washington, mengingatkan bahwa kelompok militan Islam yang mengontrol kawasan Gaza dan menentang dialog dengan Israel, tetap merupakan ancaman bagi gerakan perdamaian kelompok moderat Palestina. Keempat pemukim Yahudi, dua pria, dua wanita, seorang di antaranya tengah hamil, ditembak mati dalam serangan di jalan besar yang sibuk, Selasa petang di Hebron, Tepi Barat.

Banyak pemukim Yahudi berpendapat, pembunuhan tersebut menunjukkan ketololan dari usaha berdamai dengan Palestina. Namun Mark Regev, jurubicara PM Israel mengatakan, pihaknya tidak mencari-cari alasan untuk tidak mengambil langkah maju menuju perdamaian.

Renata Permadi/afp/rtr
Editor: Pasuhuk