1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes Berlanjut di Mesir

23 November 2011

Setelah aksi protes berhari-hari di Mesir, Dewan Militer mengajukan jadwal penyerahan kekuasaan. Namun, protes warga terus berlanjut. Begitu juga bentrokan demonstran dan pasukan keamanan.

https://p.dw.com/p/13FMH
Protes di Lapangan Tahrir di KairoFoto: dapd

Ribuan demonstran kembali berkumpul di Lapangan Tahrir di Kairo untuk memprotes Dewan Militer. Pengumuman Dewan Militer yang disampaikan ketuanya Mohammed Hussein Tantawi Selasa kemarin (22/11) tidak memuaskan para pemrotes.

Salah seorang aktivis, Khaled Abdullah menegaskan:"Jawaban dari massa langsung ada. Sama dengan 10 Februari lalu, saat Mubarak menolak untuk mundur. Yakni, "Pergilah! Rakyat ingin agar kalian segera serahkan kekuasaan!". Mereka tidak menginginkan Tantawi. Mereka tidak menginginkan Dewan Militer. Mereka tidak menginginkan militer.

Masa depan Mesir berada di tangan ribuan warga yang turun ke jalan. Ia mengatakan, siap untuk menyerahkan kekuasaan. Jika demikian, maka ia harus melakukannya sekarang, sebelum lebih banyak lagi orang yang harus mati. Ini tidak bisa terus terjadi. Mereka harus pergi. Mereka tidak punya otoritas untuk memerintah dan kami akan bisa menjatuhkan mereka. Kami tidak akan menyerah hingga mereka pergi."

Tantawi, dalam pidatonya di televisi menjelaskan, Dewan Militer akan menyerahkan kekuasaan selambat-lambatnya Juli 2012 setelah pemilihan presiden. Pemilihan parlemen akan digelar sesuai rencana 28 November mendatang. Pemerintahan akan terus berjalan di bawah perdana menteri Essam Sharaf, hingga ditemukan pemerintahan transisi baru.

Tantawi memaparkan, militer tidak ingin mengambil alih tanggung jawab politik negaranya di masa depan. "Kami belum pernah memutuskan kebijakan politik seorang diri. Kami selalu mendengarkan pendapat tokoh politik dan nasional. Begitu juga dengan pendapat para pejuang revolusi. Kami mengusahakan kesepakatan bersama. Sejak hari pertama, kami memiliki rencana poltik yang akan berakhir dengan penyerahan pemerintahan kepada pemerintah sipil terpilih melalui pemilu demokratis yang bebas."

Tantawi memuji disiplin militer. Menurut Tantawi, tentaranya tidak pernah berreaksi agresif, walau mereka diserang dan dilecehkan. Ia juga menegaskan, tidak benar tuduhan yang mengatakan Dewan Militer memiliki kepentingan untuk menunda proses demokratisasi di negaranya. "Tuduhan terhadap Dewan Militer hanya punya tujuan memperlemah kekuatan dan keyakinan kami. Mereka hanya ingin merusak kepercayaan antara rakyat dan militer yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Mereka bahkan ingin menghancurkan seluruh bangsa Mesir."

Setelah pidato Tantawi, aparat keamanan di Kairo yang diturunkan di dekat gedung kementrian dalam negeri dan di Alexandria, kota kedua terbesar Mesir, terus menembakkan gas airmata kepada para demonstran.

Hans Michael Ehl / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Agus Setiawan