1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes di Spanyol

22 Mei 2011

Aksi protes kaum remaja terhadap tingginya angka pengangguran dan langkah penghematan yang diambil pemerintah terus berlangsung jelang pemilu regional, Minggu (22/05). Di ibukota Madrid, di lapangan Puerta del

https://p.dw.com/p/11L5W
epa02744778 View of the protest camp installed at the Puerta del Sol square in Madrid, Spain, 21 May 2011, on the day prior to the elections in which no political claims can be made. Last 15 May 2011 a group of people started to protest by camping in the Puerta del Sol square in the center of Madrid against the corruption, the unemployment and the economical crisis amongst other issues. The Spanish electoral board banned the protests on 21 May due to the Spanish Electoral Law that forbids any type of political events on the day before the elections to respect people's right to think about their vote. Protesters argue they do not represent any political party so they will keep camping on squares around the country, despite the ban, demanding changes in the Spanish Electoral Law so minority parties can really compete for a seat. The so called "Spanish Revolution" has spread over the world to Spaniards living abroad that support their compatriots from the distance. EPA/J.C. HIDALGO +++(c) dpa - Bildfunk+++
Pemandangan lapangan Puerta del Sol yang dipenuhi demonstranFoto: picture-alliance/dpa

Lagu karya John Lennon yang berjudul "Imagine" juga dinyanyikan para demonstran di lapangan Puerta del Sol di pusat ibukota Madrid. Hingga Sabtu siang, di bawah matahari yang menyengat kulit, hanya sedikit orang yang ikut dalam aksi protes.

Terutama warga yang berbelanja di pusat kota ingin melihat demonstrasi. "Saya hanya melihat saja, dan mendengar apa yang mereka katakan. Saya tidak setuju maupun menolak, dan tidak ikut campur.“

Demonstrasi Damai

Walaupun di sejumlah besar kota Spanyol, sejak Jumat malam sekitar 60.000 orang ikut dalam aksi protes, sampai Sabtu kemarin polisi tidak melakukan penangkapan. Organisator mengerahkan segala upaya, agar aksi protes berjalan damai. Bagi polisi demonstrasi itu ilegal. Badan tertinggi yang mengurus pemilu mengingatkan pada undang-undang bahwa Sabtu adalah hari untuk mempertimbangkan suara yang akan diberikan dalam pemilu regional dan komunal. Oleh sebab itu demonstrasi dilarang. Tetapi ribuan orang tidak peduli.

Mereka tahu pasti, pemerintah tidak akan mengerahkan polisi untuk membubarkan demonstrasi yang berlangsung damai, sehari sebelum pemilu. "Mereka tidak akan membubarkan kamp demonstrasi, sebab karena larangan itu saja lebih banyak orang ikut dalam aksi protes. Dan semakin dekat dengan pemilu, semakin tidak bermanfaat untuk membubarkan demonstrasi," demikian dikatakan seorang demonstran.

Titel: Demonstration vor dem Brandenburger Tor in Solidarität mit den spanischen Protesten Wer hat das Bild gemacht?: Emili Vinagre Wann wurde das Bild gemacht?: 21.05.2011 Wo wurde das Bild aufgenommen?: Pariser Platz, Berlin Bildbeschreibung: Spanische Staatsbürger demonstrieren vor dem Brandenburger Tor in Berlin in Solidarität mit den Protesten in Spanien, wo Teil der Bevölkerung protestiert gegen das derzeitige politische System.
Demonstrasi di Brandenburger Tor, Berlin, Jerman yang menyatakan solidaritas dengan aksi protes di Spanyol.Foto: DW/Vinagre

Pengikut Bertambah

Hector yang berusia 31 tahun sedang menulis disertasi di sebuah universitas di Madrid. Ia memperkirakan puluhan ribu orang masih akan bergabung dalam aksi di Madrid. Di 60 kota lainnya, demonstran juga hendak menduduki lapangan pusat dan jalan-jalan besar. Selama ini mereka mengelak untuk memberikan komentar tentang pemilu yang akan segera dimulai. Karena itu dapat digunakan polisi untuk mengambil tindakan berdasarkan larangan demonstrasi.

Tetapi tuntutan demonstran yang kembali diutarakan Sabtu kemarin bersifat politis. "Saya ikut demonstrasi karena saya tidak merasa diwakili oleh politisi. Karena masalah sosial banyak sekali. Sistem pendidikan tidak berfungsi. Politisi tidak mengurus nilai-nilai sosial. Juga tidak mengurus lapangan kerja, yang memperhatikan harkat hidup pekerjanya,“ demikian dikemukakan demonstran lainnya.

Awalnya, gerakan demonstrasi hanya akan berlangsung hingga dimulainya pemilu hari ini (Minggu, 22/05), tetapi semakin banyaknya orang yang berdatangan kemungkinan akan menyebabkan aksi protes berlangsung sampai pekan depan. Pakar sosiologi dan penyelenggara demonstrasi tidak dapat menjelaskan, mengapa aksi protes berhasil mengumpulkan begitu banyak orang hanya dalam waktu sepekan.

Torsten Harms / Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha