1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi Protes Terus Berlangsung

29 Januari 2013

Presiden Mesir Mohammed Morsi memberlakukan situasi darurat atas tiga kota besar, tetapi warga Mesir tidak teralu peduli. Mereka tetap menggelar aksi protes.

https://p.dw.com/p/17TNb
Aksi protes di Lapangan Tahrir, Kairo (28/01)
Aksi protes di Lapangan Tahrir, Kairo (28/01)Foto: Getty Images

Ribuan warga kembali melakukan aksi turun ke jalan menentang pemerintahan Presiden Mohammed Morsi, segera setelah malam tiba. Menurut laporan media, kembali jatuh korban tewas dalam aksi tersebut. Aparat keamanan di Port Said menerangkan, seorang pria tewas tertembak, ketika massa berusaha menyerbu sebuah kantor polisi.

Beberapa orang menderita luka-luka, demikian laporan media. Di Kairo, seorang demonstran diberitakan tewas tertembak setelah terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran di Lapangan Tahrir.

Port Said, Ismailia dan Suez menjadi pusat aksi protes. Kantor berita online Ahram melaporkan, massa memprotes ”kebijakan non demokratis” yang diberlakukan pemerintah. Di Suez, toko-toko dan restoran tetap dibuka pada malam hari. Di Ismailia, penduduk secara demonstratif menyelenggarakan pertandingan sepakbola di depan balai kota.

Mengandalkan militer

Untuk mengembalikan ketertiban di Mesir, Presiden Mohammed Morsi akan mengerahkan militer. Media pemerintah memberitakan, sampai pemilihan parlemen mendatang militer akan mengambil alih tugas-tugas kepolisian. Kebijakan ini adalah usulan pemerintah.

Ini berarti, tentara juga akan berhak menahan warga sipil tanpa proses pengadilan. Presiden Morsi sebelumnya mengumumkan situasi darurat di tiga kota yang terletak di Terusan Suez. Situasi darurat berlaku untuk 30 hari.

Di Port Said, Ismailia dan Suez diberlakukan jam malam. Tetapi militer yang dikerahkan di tiga kota itu, tidak bersikeras menerapkan jam malam seperti yang ditetapkan.

Berbagai kebijakan pengamanan diambil karena aksi protes yang dimulai hari Jumat lalu makin meluas. Terutama di kota Port Said, Suez dan di Kairo. Sekitar 50 orang tewas dalam berbagai bentrokan. Ratusan orang menderita luka-luka. Tentara dengan kendaraan lapis baja kemudian dikerahkan ke lokasi-lokasi strategis.

Pihak oposisi melancarkan protes atas kebijakan itu. Oposisi juga menolak keras tawaran dialog yang diajukan oleh pemerintah. Tokoh oposisi dan penerima hadiah Nobel Perdamaian, Mohammed El Baradei melalui Twitter menerangkan: ”Sebelum Presiden menyatakan bertanggung atas terjadinya pertumpahan darah, dan berjanji untuk membentuk Pemerintahan Penyelamatan Nasional dan membentuk komisi independen untuk mengubah konstitusi, setiap dialog hanyalah pemborosan waktu.”

Kunjungan ke Jerman

Sekalipun krisis masih berlangsung, Presiden Mohammed Morsi tetap merencanakan kunjungan ke Jerman pertengahan minggu ini. Menurut keterangan pemerintah Jerman, pimpinan Mesir itu tetap berpegang pada jadwal kunjungan ke Berlin seperti yang telah direncanakan.

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menerangkan kepada kantor berita Jerman dpa, adalah sebuah kesalahan besar jika tali pembicaraan sekarang terputus. Demokrasi di Mesir harus mendapat ”sebuah peluang yang sebenarnya”. Dalam kunjungannya, Morsi diagendakan bertemu dengan kanselir Jerman, Angela Merkel.

HP/AS (rtr, dpa, afp)