1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Desak Kempinski Batalkan Proyek Di Korut

Julian Ryall, Tokyo 27 Desember 2012

Kondisi hak azasi manusia dan peluncuran roket di Korea Utara (12/12) mendorong aktivis untuk mengimbau pembatalan proyek rantai hotel Kempinski di Pyongyang.

https://p.dw.com/p/179Vm
[
Foto: picture-alliance/dpa

Bagai cangkang kosong, hotel Ryungyong mengisi latar pemandangan bergunung di Pyongyang sejak akhir 1980-an. Bangunan 105 tingkat itu berbentuk piramida dan merupakan salah satu proyek pencitraan pemerintah Korea Utara.

Namun proyek raksasa itu berulang kali dibekukan akibat kurangnya dana. Apalagi setelah runtuhnya Uni Soviet, sponsor utama pemerintah Korea Utara. Laporan saksi mata menyebutkan, seringkali terlihat sebuah derek tunggal menganggur di pucuk piramida itu.

Pyongyang rayakan peluncuran roket.

November lalu, direktur perusahaan hotel Kempinski, Reto Wittwer mengumumkan, sebagian hotel luksus itu akan dibuka pertengahan 2013.

Interior bangunan dikelola oleh Orascom Telecom, perusahaan Mesir yang 2008 memenangkan tender untuk membangun jaringan telepon genggam di Korea Utara. Menurut Wittwer, hotel Ryugyog akan menyediakan 150 kamar tidur. Sedangkan tiga tingkat pertama digunakan untuk restoran, mal pertokoan dan perkantoran.

Nordkorea Ägypten Kim Jong-il Naguib Sawiris
Kim Jong-il bersama direktur Orascom, Naguib SawirisFoto: picture alliance / dpa

Dijuluki 'Hotel of Doom'

Citarasa setiap orang kerap berbeda. Apa yang dianggap megah oleh pemerintah Korea Utara, ternyata dinilai sebagai "bangunan terburuk dalam sejarah manusia" oleh majalah Esquire. Gedung itupun akhirnya dijuluki “Hotel of Doom”, mungkin juga karena nasibnya yang kerap terancam kematian.

Bagi Ken Kato, seorang aktivis HAM Jepang, baik julukan maupun estetika gedung itu tidak penting. Belakangan ia menulis surat ke manajemen perusahaan Kempinski, mengimbau agar perusahaan itu mengingatkan pemerintah Korea Utara untuk menempatkan kondisi sosial rakyat sebagai prioritas. Ketimbang memikirkan hotel dan pengembangan senjata nuklir, seharusnya Korea Utara mementingkan upaya-upaya penanganan kelaparan dan pembebasan tahanan politik.

Nordkorea Architektur Hotel Ryugyong
Hotel RyugyongFoto: AP

"Saya berusaha keras agar Kempinski membatalkan proyeknya di Korea karena yang dilakukan itu illegal dan melanggar sanksi-sanksi PBB," ungkap Kato kepada DW.

"Saya menyurati jajaran manajemen dan pemilik perusahaan itu tiga minggu lalu, sembari mengirimkan bukti-bukti tindakan ilegal Korea Utara, tapi hingga kini belum menerima jawaban.” Tambahnya, “Saya akan berusaha terus.”

Menanggapi peluncuran roket

Kato kemudian mengirimkan serangkaian surat protes lainnya setelah Korea Utara meluncurkan roket dan satelit pada 12 Desember lalu, tanpa mengindahkan tuntutan PBB dan sejumlah negara lainnya. Para pakar internasional menyebut modifikasi peluru kendali Taepodong itu tidak mengubah kenyataan bahwa Korea Utara tengah mengujicoba teknologi persenjataannya. Ada dugaan, para pakar Korut tengah mengembangkan hulu ledak miniatur yang bisa dipasang pada roket.

Kato juga telah mengirim surat kepada pemerintah AS, Jerman dan Biro Properti Kerajaan Thailand yang memiliki saham Kempinski.

Videostill Nordkorea Raketenstart Unha-3
Foto: Reuters

"Anda pasti tahu, bahwa Korea Utara selama ini memasok roket ke negara tetangga, seperti Myanmar dan saya kira, kesertaan Thailand dalam hotel Ryungyong bisa menjadi skandal besar setelah tindakan Korea Utara yang provokatif ini," katanya..

Kato mendaku bahwa kegiatan Kempinski di Korea Utara melanggar paragraf 18, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1874, yang melarang semua transaksi keuangan yang “mungkin mendukung kegiatan dan program pengembangan senjata nuklir, peluru basilistik atau senjata-senjata pembunuhan massal lainnya.”

Selain itu dilaporkan agen-agen Korea Utara telah menculik dan secara ilegal menahan seorang warga Thailand, Anocha Panjoy.

Dipaparkan Kato, direktur Kempinski, Wittwer adalah seorang teman baik dan tetangga Duta Besar Korea Utara, Ri Chol di Swiss.

Operasi Cuci Uang

Ri Chol juga diidentifikasi oleh media Korea Saelatan sebagai salah seorang letnan paling dipercaya dan mengawasi kegiatan cuci uang pemerintahan Pyongyang. Tegas Kato, Ri Chol bertanggung jawab atas penyelewengan milyaran Euro untuk program-program senjata dan nuklir, yang semestinya digunakan untuk mengatasi kelaparan.

Jutaan rakyat Korut kelaparan

"Ri bertanggung jawab atas pencucian uang yang seharusnya bisa digunakan untuk penanggulangan kelaparan. Bukan bualan bahwa tindakan itu menyebabkan kematian 2 juta manusia akibat kelaparan," ungkap Kato.

Welthungerhilfe Nordkorea
Foto: Getty Images

Diperkirakan Korea Utara telah mengucurkan 750 juta dollar AS untuk tahap awal pembangunan hotel megah Ryungyong, sekitar 2 persen Produk Brutto Domestik negara itu. Boleh dikata, pembukaan hotel itu merupakan pernyataan serupa dengan peluncuran roket, yakni sekedar memoles citra Kim Jong Un secara internasional.

Ken Kato bertekad itu tidak terjadi.