1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090910 Menschenrechte China

10 September 2010

Setelah lebih empat tahun dipenjara, Kamis (09/09), Cina membebaskan aktivis pembela HAM. Chen Guangcheng memberikan bantuan kepada para perempuan yang menentang kebijakan satu anak yang diberlakukan pemerintah Cina.

https://p.dw.com/p/P97I
Chen GuangchengFoto: AP

Aktivis hak asasi manusia Cina, Chen Guangcheng, diperbolehkan meninggalkan penjara kota Linyi di provinsi Shandong pada pagi hari Kamis (09/09). Begitu dilaporkan sejumlah organisasi HAM di Hong Kong. Menurut jaringan pembela hak asasi manusia Cina, CHRD, Chen yang tunanetra mengaku sama sekali tidak berubah. Meski penuh semangat, Chen tampak kurus dan lemah. Kesehatannya menurun drastis akibat penyakit maag yang dideritanya. Begitu menurut CHRD. Disebutkan, ia beberapa kali dipukuli oleh tahanan lainnya.

Chen yang berusia 38 tahun dipenjara tahun 2006 setelah menuding kalangan petugas keluarga berencana provinsi Shandong telah memaksa sedikitnya 7.000 perempuan untuk menjalani sterilisasi atau menggugurkan kandungannya.

Namun Chen Guangcheng ditahan atas dakwaan dengan sengaja merusak hak milik publik dan menyelenggarakan demonstrasi guna menghambat lalulintas. Padahal demonstrasi itu diorganisir para pendukungnya. Pengacara yang menjadi ahli hukum secara otodidak ini, sejak akhir 90-an membantu perjuangan kelompok-kelompok yang mengalami ketidakadilan.

Nicholas Bequelin dari Human Rights Watch di Hongkong mengatakan, meski telah menjalani masa tahanan penjara, Chen kini sebenarnya tetap tidak bebas. "Ia diperangkap dalam sebuah sistem pengawasan dan menjadi tahanan rumah. Selama empat tahun terakhir, keluarganya mengalami hal serupa. Kebebasannya untuk bergerak akan dibatasi, juga peluangnya untuk menemui atau berbicara dengan orang lain.“

Sebelum hari H pembebasannya, sejumlah kamera video dipasang oleh pihak penguasa di seputar rumah. Begitu ungkap istri Chen, Yuan Weijing, kepada sebuah surat kabar Hong Kong. Pada hari Kamis (09/09), tak satupun keluarga maupun pengacaranya bisa dihubungi. Tampaknya kasus Chen Guangcheng sangat diperhatikan, karena pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membungkamnya. Begitu Nicholas Bequelin.

Meski menyandang penyakit yang kronis, hukuman Chen Guangcheng tidak dikurangi. Ia menjalani hukuman penjara selama empat tahun dan tiga bulan. Menurut Bequelin, penjahat biasa diperlakukan lebih baik dari itu. "Kasusnya sangat penting, dan menandakan perubahan sikap pemerintah terhadap aktivis, pengacara dan orang-orang yang berusaha menangani penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakadilan sosial melalui hukum yang berlaku. Dilihat dari penahanan Chen dan beberapa aktivis lainnya, ada upaya untuk menghambat berkembangnya gerakan tersebut.“

Apakah pemerintah Cina akan berhasil membungkam suara Chen Guangcheng, masih belum diketahui, karena selama masa tahanannya Chen berulang kali diberi penghargaan hak asasi manusia oleh masyarakat internasional. Tahun 2006, majalah Time menyebut Chen sebagai salah satu diantara 100 orang paling berpengaruh. Dan tahun 2010 ini, ia juga dinominasi untuk menerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Ruth Kirchner/Edith Koesoemawiria

Editor: Marjory Linardy