1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Al-Shabab Ancam Serang Kenya

17 Oktober 2011

Ingat apa yang terjadi di Uganda, begitu tegas jurubicara Al-Shabab yang mengancam akan menyerang Kenya, bila tidak menarik pulang pasukannya dari Somalia.

https://p.dw.com/p/12tnv
Jurubicara Al-Shabab, Sheik Ali Mohamud RageFoto: AP

Milisi Somalia hari Senin (17/10) mengancam akan menghancurkan gedung-gedung pencakar langit di Nairobi, Kenya. Ancaman ini disampaikan setelah Kenya mengirim ratusan pasukan tentara ke Somalia untuk memburu anggota milisi Al-Shabab.

Militär in Kenia Afrika
Militer KenyaFoto: dapd

Dalam konferensi yang berlangsung di Mogadishu, jurubicara Al-Shabab mengecam tindakan Kenya yang bakalan dibalas dengan pertempuran berdarah yang bakal membahayakan ratusan ribu warga sipil. Jurubicara Al Shabab itu juga mendesak warga Kenya untuk mengingatkan pemerintahnya agar tidak membiarkan perang itu tumpah ke Kenya dan menghancurkan stabilitas.

Jurubicara Al Shabab, Sheik Ali Mohamud Rage menegaskan bahwa Al-Shabab akan memperlakukan Kenya serupa sehingga mengalami kerugian yang sama dengan milisi itu. Diserukannya, "gedung-gedung pencakar langit Kenya akan hancur, begitupun turisme. Ingat apa yang terjadi di Uganda"

Nairobi Stadtansicht Kenia
NairobiFoto: picture-alliance / TPH Bildagentur / Spectrum

Tahun lalu di Kampala, Uganda, pelaku bom bunuh diri Al-Shabab menewaskan 76 orang yang tengah menonton pertandingan sepakbola Piala Dunia. Al-Shabab mengaku, aksi teror itu merupakan aksi pembalasan atas pengiriman pasukan Uganda untuk bergabung dengan pasukan Uni Afrika, yang mendukung pemerintahan Somalia saat ini.

Minggu (16/10), Kenya mengirimkan dua pasukan berkekuatan masing-masing 800 tentara masuk ke wilayah Somalia. Di samping itu, dikerahkan pasukan panser, helikopter dan artileri. Tidak ditetapkan batas waktu tentara Kenya akan berada di dalam wilayah Somalia.

Pemerintah Kenya menyiratkan, serbuan itu merupakan tindak balasan atas penculikan warga asing dari Kenya. Peristiwa serupa ini berdampak negatif pada turisme, yang bagi Kenya merupakan salah satu mata penghasilan terpenting. Sementara Al-Shabab telah menepis tuduhan, yang disebutnya tanpa bukti ini.

Invasi Kenya berlangsung di saat Al Shabab berada dalam kondisi lemah akibat bencana kelaparan yang meluas di kawasan yang dikuasainya. Selain itu, pasukan Uni Afrika telah mendesaknya keluar dari ibukota Mogadishu dan semakin banyak kelompok milisi lain yang menentangnya.

Hungerkatastrophe in Afrika
PengungsiFoto: picture alliance/dpa

Juga Amerika Serikat telah mengerahkan pasukan khusus dan melancarkan serangan udara terhadap pemimpin Al-Shabab, yang merupakan dalang pemboman Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1998.

Di kawasan Kismayo dekat perbatasan Kenya-Somalia, banyak keluarga sudah melarikan diri. Antara lain, untuk menghindari penculikan terhadap anak-anak mereka yang bila kedapatan akan dipaksa oleh Al-Shabab menjadi tentara.

afp/dpa/Edith Koesoemawiria
Editor: Carissa Paramita