1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Amerika Pertimbangkan Sanksi Terhadap Ukraina

12 Desember 2013

AS ancam sanksi terhadap Ukraina jika aparat keamanan terus bertindak keras terhadap demonstran. Kubu oposisi menolak berunding dan bertekad lanjutkan aksi protes.

https://p.dw.com/p/1AXkd
Foto: Viktor Drachev/AFP/Getty Images

Ribuan demonstran masih bertahan di Lapangan Kemerdekaan di pusat kota Kiev dalam cuaca dingin. Pasukan khusus yang dikerahkan gagal membubarkan kerumunan massa hari Rabu malam (11/12) dan akhirnya ditarik kembali. Para demonstran menyatakan mereka akan melanjutkan protes dan kembali membangun barikade-barikade yang sebelumnya dibongkar polisi.

Amerika Serikat memperingatkan Presiden Yanukovych agar tidak menggunakan kekerasan militer untuk menghadapi warga sipil yang melakukan aksi damai dan tidak bersenjata.

"Kami mempertimbangkan beberapa opsi. Memang belum ada keputusan. Yang dibahas termasuk kemungkinan memberlakukan sanksi, tapi saya tidak akan memberi rinciannya", kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki kepada wartawan di Washongton.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel melakukan pembicaraan telepon dengan rekan sejabatnya dari Ukraina Pavlo Lebedev. Jurubicara Pentagon Car Woog menerangkan, Hagel menegaskan bahwa hubungan kedua negara akan mengalami gangguan berat "jika militer dilibatkan dalam upaya membubarkan aksi protes damai". Lebedev menyatakan, pemerintah Ukraina tidak bermaksud mengerahkan militer.

Oposisi rencanakan aksi lebih besar

Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton saat ini berada di Kiev dan mengupayakan perundingan antara pemerintah dan oposisi. Ashton sudah bertemu dua kali dengan Presiden Viktor Yanukovych, namun sampai saat ini berlum ada tanda-tanda kompromi.

Kelompok oposisi menyatakan akan menggelar aksi protes yang lebih besar lagi, setelah aparat keamanan mencoba membubarkan demonstrasi dengan kekerasan. Menurut media setempat, puluhan bus dan kendaraan umum tiba di sekitar Kiev pada Kamis pagi (12/12).

Tokoh oposisi juara tinju dunia Vitali Klitschko menceritakan kepada harian Jerman "Bild", bagaimana aparat keamanan berusaha membubarkan kerumunan demonstran dengan kekerasan. "Situasinya mengerikan. Aparat merusak tenda-tenda dan memukuli demonstran. Mereka merusak demonstrasi damai."

Tolak perundingan

Karena kekerasan aparat, oposisi sekarang menolak perundingan dengan pemerintah. Tapi Presiden Yanukovych menyerukan agar segera dilakukan "dialog nasional" dan berjanji tidak akan terjadi kekerasan lagi. Kubu oposisi menuntut agar Yanukovych mundur dan segera dilakukan pemilu baru.

Aksi protes di Ukraina meluas setelah Yanukovych membatalkan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa akhir November lalu.

Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov sekarang menyatakan, perjanjian dengan Uni Eropa bisa ditandatangani, asal Uni Eropa memberi bantuan senilai 20 miliar Euro untuk Ukraina. Uni Eropa menolak permintaan itu.

hp/ab (dpa, rtr, afp)