1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Amerika Serikat dan Jerman Kutuk Tindakan Iran

1 Maret 2011

Amerika Serikat dan Jerman menyerukan pembebasan pemimpin oposisi Iran yang menjadi tahanan rumah sejak pertengahan Februari lalu. Hari Selasa (1/3), pemerintah Iran membantah menjebloskan mereka ke penjara.

https://p.dw.com/p/10RCk
Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi
Mir Hossein Mousavi dan Mehdi KarroubiFoto: kalame

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, berbicara dihadapan Dewan Hak Azasi Manusia PBB di Jenewa hari Senin (28/2). Clinton menuding pemerintah Iran sebagai pemerintahan yang munafik, karena mengutuk kekerasan di Libya namun membungkam oposisi di negara sendiri. Menurut Clinton, pejuang hak azasi manusia di Iran menuntut Dewan HAM PBB untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap pemerintah Iran.

"Setiap anggota Dewan harus bertanya kepada diri sendiri, mengapa warga berhak untuk hidup bebas dari ketakutan di Tripoli, namun tidak di Teheran? Penyangkalan martabat manusia di Iran adalah kebiadaban yang patut dikutuk oleh siapapun yang membela kebebasan dan keadilan," ujar Clinton.

Seruan juga datang dari Jerman. Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, menyatakan kekhawatiran atas laporan pengasingan kedua pemimpin oposisi Iran, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi. Seibert berkata, "Pemerintah Iran harus segera memberitahu lokasi keduanya kepada pihak keluarga dan memberi akses kepada pengacara. Intimidasi semacam ini jelas melanggar hak azasi manusia dan hak sipil yang dijunjung tinggi komunitas internasional."

Sejumlah laporan menunjukkan Mousavi dan Karrobi beserta para istri dijebloskan ke penjara Heshmatiyeh di Teheran akhir pekan lalu. Mousavi dan Karroubi yang terang-terangan menolak terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada Pemilu tahun 2009, menjadi tahanan rumah setelah menggelar unjuk rasa tanggal 14 Februari lalu. Hakim tertinggi Iran, Ayatollah Sadeq Larijani, menyebut keduanya sebagai pengkhianat. Sejumlah anggota parlemen bahkan menuntut keduanya dihukum gantung

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, menyatakan isu yang berhubungan dengan oposisi sebagai urusan internal dan dunia Barat tidak berhak untuk ikut campur. Hari Selasa (1/3), pemerintah Iran membantah laporan dan menyatakan keduanya masih berstatus tahanan rumah. Mehmanparast menuntut dunia Barat untuk mendengarkan suara mayoritas ketimbang suara minoritas.

Profesor Mohammad Marandi dari Universitas Teheran menilai Iran seakan dijadikan karikatur oleh Amerika Serikat. "Pada kenyataannya Mousavi dan Karroubi dilihat mayoritas warga Iran sebagai kelewatan batas, menyebabkan kerusuhan, menerima dukungan Amerika Serikat dan organisasi teroris seperti Mujahideen-e Khalq, serta kaum monarkis. Dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat diterima di Iran," jelas Marandi.

Sementara anak perempuan Mousavi yakin kedua orangtuanya tidak berada dirumah. Kerabat Karroubi juga bersikeras bahwa Karroubi beserta istri berada di penjara. Menantu Karroubi menemukan rumah yang kosong saat berusaha mengunjungi mertuanya hari Senin. Keluarga kedua pemimpin oposisi menuding rezim Ahmadinejad telah melakukan penculikan.

Pihak oposisi berencana menggelar unjuk rasa besar-besaran hari Selasa dan tanggal 15 Maret mendatang. Rencana yang disambut ancaman dari Jaksa Penuntut Umum Gholam Ejeie bahwa tindakan ilegal semacam itu tidak akan ditoleransi pemerintah. Siapapun yang terlibat akan dihukum.

afp/dpa/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk