1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anak-Anak Tidak Diinginkan di Pakistan

Jutta Schwengsbier/Dyan Kostermans19 November 2009

Hukum internasional yang mengikat untuk hak anak-anak ditegaskan PBB 20 November 1989 dalam konvensi hak anak-anak. Meskipun demikian penerapan konvensi hak anak tersebut belum dirasakan banyak anak di belahan bumi ini.

https://p.dw.com/p/KbPo
Anak perempuan di Pakistan kurang menjadi anak idamanFoto: DW

Anak–anak yang tidak diinginkan seperti juga ibu mereka yang tidak bersuami, adalah tema tabu di Pakistan. Setiap bulan di kota-kota besar Pakistan seperti Karachi, Islamabad dan Lahore ditemukan bayi-bayi yang meninggal. Meskipun demikian tidak ada catatan statistik resmi tentang pembunuhan bayi. Pasangan suami istri Abdul dan Bilquees Edhi mengelola sebuah yayasan yang menampung bayi-bayi yang tidak diinginkan orang tuanya.

Bersama dengan suaminya Bilquees Edhi mengelola rumah-rumah untuk perempuan, rumah perawatan dan panti asuhan di Pakistan. Sejak tahun 1951 perawat itu menyelamatkan kehidupan sekitar 20 ribu anak-anak dan harus mengubur banyak mayat bayi.

Bilquees Edhi: „Jumlahnya akan terus bertambah. Sekarang kami menerima 20 sampai 30 anak, kebanyakan sudah dalam kondisi meninggal, dan hanya lima atau enam yang bertahan hidup. Mereka memasukkan anak-anak itu ke dalam kantong plastik, jadi mereka tidak memperoleh oksigen dan meninggal. Juga meskipun beberapa dari mereka bertahan hidup, karena tidak cukup mendapat oksigen akhirnya mereka menderita cacat mental.“

Jangan bunuh bayi, demikian tertulis dalam baby hatch, kotak bayi di depan bangunan yayasan milik Bilquees Edhi. Baby hatch adalah tempat dimana bayi yang tidak diinginkan dapat diletakkan oleh orang tuanya, yang berarti diserahkan secara bebas untuk proses adopsi. 40 dari baby hatches ini ada di Karachi, 350 lainnya tersebar di seluruh Pakistan. Tapi hanya sedikit bayi-bayi tidak diinginkan yang langsung diserahkan ke rumah penyerahan bayi. Demikian dikatakan Saira Khatoon salah satu pegawai Edhi Foundation dari Bilquees Edhi di Islamabad. Kebanyakan bayi-bayi itu mendarat di tempat sampah atau di pinggir jalan

„Tanggal 27 Juli 2005, Amman, seorang bayi perempuan dilempar langsung ke tempat pemakaman. Dia baru berusia beberapa jam. Beberapa anak laki-laki yang akan berdoa di sana mendengar tangisannya. Ketika mereka mencari-cari ke sekeliling, mereka menemukan anak itu dengan wajah yang rusak. Tidak satu pun yang tahu binatang apa yang menyerangnya. Jadi anak laki-laki tersebut membawa bayi itu kepada kami. Lalu kami membawanya ke rumah sakit. Sampai sekarang ia masih menjalani perawatan dan sementara ini hidung dan pipinya direkonstruksi. Namun yang paling sering, kami menemukan tubuh tidak bernyawa atau bayi yang sekarat tanpa kemungkinan hidup.“

Lebih dari dua pertiga bayi yang dibuang adalah perempuan. Secara tradisi di Pakistan orang tua dari calon pengantin laki-laki membayar uang mas kawin untuk keluarga calon pengantin perempuan. Oleh sebab itu perempuan dianggap mahal. Sebaliknya laki-laki dipandang sebagai pencari nafkah di masa depan bagi keluarga itu. Kebanyakan anak-anak dibunuh benar-benar karena kondisi darurat orang tuanya. Dikatakan Saira Khatoon. Di kota metropolitan Karachi misalnya, 50 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu di Pakistan hampir tidak mungkin bagi ibu-ibu yang tidak menikah membesarkan anaknya seorang diri sebagai orang tua tunggal.

Saira Khatoon:

„Dalam masyarakat kami tidak ada konsep untuk anak-anak semacam itu. Konsep tersebut tidak akan diterima di negara-negara Islam. Siapa yang melakukan kesalahan dan memperoleh anak yang tidak diharapkan, tidak tahu bagaimana mereka harus menghadapi masyarakat ini. Karena itu banyak bayi yang diletakkan pada kotak di baby hatches kami, tanpa mengetahui siapa ayah atau ibunya.“

Baby hatch atau kotak bayi adalah tempat dimana bayi yang tidak diinginkan dapat diletakkan oleh orang tuanya, yang berarti diserahkan secara bebas untuk proses adopsi. Di Pakistan Edhi Foundation yang dipimpin Biquees Edhi menyalurkan bayi-bayi yang dibuang ini ke orang tua angkatnya. Kebanyakan ingin bayi laki-laki. Tapi Bilquees Edhi memilih sendiri calon orang tua bagi bayi-bayi tersebut. Siapa yang tidak bersedia menerima bayi perempuan tidak akan mendapat anak. Daftar tunggunya sangat panjang

Bilquees Edhi : „Saya menyalurkan 19.300 anak. Saya memberikan bayi-bayi ini kepada orang-orang yang tidak punyak anak. Saya memberikan mereka keluarga Pakistan, diaman pun mereka tinggal di dunia ini. Saat ini ada sekitar 2500 sampai 3000 nama dalam daftar kami, yang menginginkan anak. Seorang anak baru dilahirkan setelah 9 bulan. Mereka tidak tumbuh di pohon. Jumlah anak yang ada jauh lebih sedikit daripada yang dapat kami salurkan.“

Pembunuhan anak-anak menurut undang-undang hukum Pakistan adalah kejahatan. Tapi polisi tidak mengeluarkan perintah pengusutan, pembunuhan bayi tetap tidak terbongkar. Tidak ada rumah sakit yang memeriksa jejak kejahatan pada mayat bayi. Bahkan UNICEF Pakistan tidak bersedia memberikan keterangan mengenai masalah tersebut. Selama di Pakistan anak-anak yang tidak diinginkan tetap tidak menjadi masalah resmi, masih akan banyak ditemukan bayi-bayi di tempat sampah atau di keranjang bayi dari Bilquees Edhi.