1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anak Gaddafi Melarikan Diri ke Niger

12 September 2011

Menteri Pertahanan Niger menyatakan bahwa anak Muammar Gaddafi, Saadi, memasuki Niger hari Minggu (11/9).

https://p.dw.com/p/12X6R
Al-Saadi Gadhafi, the son of the Libyan leader Muammar Gadhafi, arrives in Sydney, Australia, Saturday, Feb. 5, 2005. Gadhafi arrived with the Libyan national football team for a two-match visit and will stay in Australia for 12 days. (AP Photo/Dan Peled)
Al-Saadi Gaddafi melarikan diri ke NigerFoto: AP

Konvoi yang membawa Saadi berpapasan dengan militer Niger yang berpatroli di gurun Sahara. Sementara di Libya, wakil ketua Dewan Transisi Nasional (NTC) mengumumkan pemerintahan transisi baru Libya akan dibentuk dalam waktu 10 hari. Pasukan pemberontak tengah berusaha merebut bagian utara Bani Walid yang dikuasai loyalis Gaddafi. Saksi mata juga melaporkan pertempuran berlangsung di pusat kota.

Sementara itu, Kepala Dewan Transisi Nasional Libya, hari Minggu (11/9) tiba di Tripoli. Kedatangan ini menjadi simbol kemenangan kelompok pemberontak. Namun, Kepala Dewan Transisi mengingatkan bahwa Gaddafi masih berbahaya.

Kepala Dewan Transisi Nasional Libya, Mustafa Abdul Jalil, datang untuk pertama kalinya di ibukota Tripoli. Inilah kedatangan pertama Jalil ke Tripoli, sejak tergulingnya Muammar Gaddafi. Jalil, yang awal tahun lalu masih menjabat Jaksa Agung mengingatkan bahwa Gaddafi masih hidup dan berbahaya karena memiliki uang dan emas untuk menyewa tentara bayaran.

Kedatangan Mustafa Abdul Jalil, disambut ratusan orang di Bandar udara Tripoli. Menteri Dalam Negeri di bawah kepemimpinan baru Libya,  Ahmed Darrad, mengatakan, kunjungan itu bersifat simbolis dan menunjukkan telah berakhirnya era kekuasaan Gaddafi.

Sementara itu, wakil walikota Tripoli, Usama El-Abed, dalam pidatonya mengatakan bahwa ini adalah sebuah momen bersejarah bagi seluruh rakyat Libya. Sebuah babak baru telah dibuka dengan kedatangan Kepala Dewan Transisi Mustafa Abdul Jalil ke ibukota Tripoli.

Di wilayah barat laut Libya, kelompok pemberontak telah melakukan pengepungan ketat atas benteng pertahanan para loyalis Gaddafi di wilayah Bani Walid. Mereka mengklaim sempat masuk ke Bani Walid dan hanya berjarak 500 meter dari pusat kota, yang mereka percaya sebagai tempat persembunyian Gaddafi atau anak-anaknya. Namun mereka akhirnya mundur, setelah pasukan NATO membombardir kota itu. Serangan udara NATO dilakukan seiring berakhirnya batas waktu yang ditetapkan bagi pasukan pendukung Gaddafi untuk menyerah. Ratusan gerilyawan pemberontak kini masih mengepung Bani Walid dan menunggu perintah untuk kembali melakukan penyerangan.

Hampir sebagian negeri, kini dikuasai Dewan Transisi Nasional, yang berhasil mengusir Gaddafi dari ibukota Tripoli. Namun selain Bani Walid, sejumlah kota seperti Sabha dan kampung halaman Gaddafi yakni Sirte masih dikuasai pendukung Gaddafi.

Andy Budiman

Editor: Carissa Paramita