1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman Sampah di Antariksa

24 Juli 2017

Jika sampah luar angkasa tidak disingkirkan, benda-benda tersebut bisa meledak secara dashyat. Sehingga membahayakan astronot dan satelit.

https://p.dw.com/p/2h3aa
Erdkugel: Der blaue Planet
Foto: picture-alliance/dpa/NASA

Sejak 14 tahun stasiun luar angkasa ISS mengitari bumi. Pada ketinggian lebih dari 400 kilometer dengan kecepatan 28.000 kilometer per jam tanpa mengalami kerusakan. Selubung berteknologi tinggi dari Kevlar melindungi ISS dari mikrometeorit. Tapi astronot yang bekerja selama berbulan-bulan di sana semakin terancam bahaya sampah luar angkasa.

Karena stasiun bergerak sangat cepat dan tidak ada tahanan udara yang bisa mengurangi kecepatan benda-benda terbang, kekuatannya sangat ekstrim. Pecahan kecil pun bisa merusak selubung stasiun. Ahli astrofisika Dr. Hauke Fiedler menjelaskan: "Jika sampah luar angkasa tidak disingkirkan, maka suatu saat akan terjadi ledakan dashyat dari benda-benda tersebut. Saat ini ada sekitar 28.000 bagian dari satelit dan roket yang melayang di orbit bumi. Suatu saat jumlahnya akan semakin banyak dan sulit bagi satelit untuk bisa mengitari orbit."

Satelit mengelilingi bumi bagaikan medan energi elektromagnetik. Sejak lama manusia memenuhi luar angkasa dengan teknologi, agar bisa terus tersambung dengan ponsel, alat navigasi dan televisi. Solusi untuk pembersihan sampah teknologi adalah wahana pengangkut sampah untuk satelit. Berkat teknik ini, satelit yang tidak lagi bekerja bisa dikendalikan dari bumi.

Ini berfungsi dalam eksperimen. Satelit televisi yang telah kehabisan persediaan bahan bakar dan tidak bisa bergerak dengan tenaga sendiri, kini bisa terus bergerak secara terkendali. Tujuannya agar masa hidup satelit bisa diperpanjang lagi. Baru setelah benar-benar tidak lagi berfungsi, wahana pengangkut akan mengeluarkan sampah berbahaya ini dari luar angkasa.

"Lalu harus dilakukan simulasi misi Deos. Deos adalah semacam lengan. Satelit yang tidak terkendali bisa distabilkan dengan lengan tersebut, lalu diarahkan untuk dijatuhkan," demikian Fiedler.

Sistem ini akan memungkinkan teknisi untuk mencapai satelit di luar angkasa dan memperbaikinya atau menyingkirkannya dari orbit. Sehingga bisa mencegah bahaya jatuhnya satelit ke bumi. Bagi para astronot, pekerjaan di luar angkasa akan menjadi lebih aman.