1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angela Merkel: Ada Anti Semitisme Baru di Jerman

23 April 2018

Kanselir Jerman Angela Merkel dalam wawancara dengan TV Israel mengatakan, arus pengungsi ke Jerman ikut membawa „anti semitisme baru“. Merkel juga membela kesepakatan nuklir dengan Iran.

https://p.dw.com/p/2wUNE
Vorstandssitzung der CDU Bundeskanzlerin Angela Merkel
Foto: picture alliance/dpa/K. Nietfeld

"Kami memiliki fenomena baru (di Jerman), karena di antara banyak pengungsi ada, sebagai contoh, warga asal Arab yang membawa bentuk lain anti-Semitisme ke negara ini," kata Angela Merkel.

Selama tahun lalu, di Jerman terjadi peningkatan serangan anti-Semit. Minggu yang lalu, seorang pengungsi asal Suriah menyerang seorang pria dan menghujatnya sebagai Yahudi dalam bahasa Arab si Berlin. Tersangka kemudian menyerahkan diri ke polisi, setelah rekaman video serangan itu tersebar di media sosial. Hal itu sempat mengundang kemarahan publik Berlin.

"Fakta bahwa sekarang tidak ada sekolah, tidak ada sinagog, yang dapat dibiarkan tanpa perlindungan polisi, adalah (situasi yang) menyedihkan," tambah Merkel.

Deutschland Berlin PK Bundeskanzlerin Merkel mit Premierminister Benjamin Netanjahu
Israel dan Jerman berbeda pandangan dalam isu politik pemukiman Yahudi dan kesepakatan nuklir dengan IranFoto: Reuters/F. Bensch

"Pertahankan Kesepakatan Nuklir dengan Iran”

Dalam wawancara dengan siaran televisi Channel 10 Israel, Kanselir Jerman Angela Merkel membela kesepakatan nuklir barat dengan Iran dan mengatakan, hal itu lebih baik daripada tidak memiliki kesepakatan sama sekali.

Merkel menegaskan posisi Jerman mengenai kesepakatan nuklir Iran yang berbeda dengan posisi pemerintah Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan keras mengkritik kesepakatan nuklir Iran karena menganggap, kesepakatan internasional itu tidak cukup untuk menahan ambisi nuklir Iran.

"Perdana Menteri Netanyahu percaya bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran tidak memberikan keamanan yang diinginkan Israel," kata Merkel. "Kami percaya, aadalah lebih baik memiliki perjanjian ini, bahkan jika itu tidak sempurna, daripada tidak memiliki kesepakatan. Kami akan terus membahas ini, tetapi Jerman akan mengawasi dengan sangat ketat untuk memastikan bahwa perjanjian ini terpenuhi."

Kesepakatan nuklir itu dibuat tahun 2015 dan merupakan hasil negosiasi antara barat, termasuk Jerman dan Amerika Serikat, dengan Iran. Teheran setuju menurunkan program nuklirnya, sebagai imbalan negara-negara barat memperlonggar sanksi ekonomi.

Perbedaan pandangan pada politik pemukiman

Dalam wawancara TV itu, Angela Merkel juga menyinggung perbedaan pandangan antara Israel dan Jerman mengenai perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem timur, wilayah yang diduduki Israel dan diklaim oleh Palestina sebagai wilayah Negara Palestina Merdeka di masa depan.

"Saya pikir, situasi ini menyebabkan beberapa kerumitan, karena solusi dua negara sekarang menjadi lebih tidak mungkin melalui kebijakan pembangunan pemukiman," katanya.

Namun Angela Merkel menggaris bawahi, sekalipun ada perbedaan pandangan, Jerman  selalu memiliki hubungan khusus dengan Israel "yang berasal dari tanggung jawab abadi (Jerman) atas Shoah". Shoah adalah istilah bahasa Ibrani yang digunakan untuk peristiwa pembantaian kaum Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia Ke-II.

hp/rn (dpa, afp, ap)