1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angkatan Bersenjata Patroli Amankan Kota-Kota Mesir

30 Januari 2011

Malam Minggu dan subuh ini (30/01), Kairo dilaporkan kelihatan sepi, setelah lima hari demonstrasi masal menuntut mundurnya Presiden Mubarak. Masyarakat internasional menatap penuh khawatir ke negeri Arab ini.

https://p.dw.com/p/QwjB
Foto: picture-alliance/dpa

Sehubungan dengan situasi Mesir saat ini, sebelum dimulainya rapat mingguan kabinet Israel hari Minggu (30/01), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengutarakan bahwa Israel tetap ingin mempertahankan perdamaian yang telah disepakati dengan Mesir tahun 1979. Selanjutnya Netanyahu mengatakan, Israel mengikuti perkembangan situasi di Mesir dengan "perhatian yang besar" dan ia telah berbicara mengenainya dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama serta Menlu Hillary Clinton. Mesir adalah negeri pertama Arab yang melakukan kesepakatan perdamaian dengan Israel yang merupakan salah satu aliansi terpenting pemerintah Israel yang kini khawatir, kerusuhan akan menjalar ke wilayah Palestina.

Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak Presiden Mesir Husni Mubarak untuk melakukan perubahan di negerinya. Yang mereka sebut sebagai "proses transformasi" itu harus tercerminkan dalam sebuah pemerintahan yang bertopang pada basis yang meluas serta pada pemilihan umum yang bebas dan adil. Demikian tercantum dalam pernyataan bersama ketiga kepala pemerintahan tersebut pada Sabtu malam (29/01).

Ägypten Proteste
Foto: dapd

Militer ancam gunakan semua sarana agar larangan keluar ditaati

Sementara itu, kota Kairo yang berpenduduk 16 juta jiwa itu kelihatan menyepi. Sekitar dua jam setelah waktu larangan rumah mulai pada Sabtu sore (29/01), seorang juru bicara angkatan bersenjata Mesir menyampaikan perintah untuk menggunakan semua sarana yang ada agar larangan keluar rumah kali ini ditaati.

Pengumuman militer itu tampak membawa dampak. Sabtu malam dan Minggu subuh (30/01) Kairo sepi dan kelihatan seperti sebuah kota mati. Hanya segelintir yang berada di luar. Di depan stasiun pemancar televisi pemerintah terlihat sejumlah demonstran yang melanggar larangan tersebut sambil berteriak: "Tutup mulutmu Suleiman, kamu mata-mata Amerika".

Omar Suleiman Vizepräsident von Ägypten
Wapres Mesir Omar SuleimanFoto: AP

Wapres dan Mendagri dari dinas rahasia

Beberapa jam sebelumnya Presiden Mubarak melakukan perombakan kabinet. Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun masa jabatannya, Mubarak mengangkat seorang wakil presiden. Kepala dinas rahasia, Omar Suleiman dilantik hari Sabtu sore. Jenderal Suleiman dianggap sebagai seorang tokoh yang sangat berpengaruh, baik di dalam maupun di luar negeri dan juga pada angkatan bersenjata.

Perdana Menteri baru, Ahmad Shafik juga berasal dari kalangan militer. Jabatan terakhirnya adalah sebagai menteri tranportasi sipil udara. Stasiun pemancar televisi Al Arabiya melaporkan bahwa Mubarak juga menunjuk seorang menteri dalam negeri baru yang seperti Suleiman, juga berasal dari dinas rahasia. Menteri dalam negeri sebelumnya Habib al-Adli sangat tidak disukai oleh masyarakat karena dinilai sebagai orang yang bertanggung jawab atas tindakan brutal dan semena-mena kepolisian Mesir.

Ägypten Proteste
Seorang tentara menjaga Museum KairoFoto: dapd

Warga amankan kawasan hunian

Sementara itu, polisi telah ditarik dari kota-kota Mesir dan hanya ditugaskan melindungi sejumlah kecil gedung seperti kantor kementrian dalam negeri atau penjara. Namun hari Sabtu (29/01) di lokasi-lokasi tersebut kembali dilepaskan peluru tajam. Secara keseluruhan lebih dari 60 orang tewas hanya di Kairo. Sedangkan sumber lain menyebut angka yang lebih tinggi.

Di kawasan-kawasan hunian, polisi tidak melakukan pengamanan. Dilaporkan bahwa Sabtu malam terdengar tembakan-tembakan. Pria muda bersenjatakan pisau panjang menghentikan mobil-mobil. Sumber tertentu berbicara tentang penjarahan di berbagai toko dan rumah-rumah pribadi. Di banyak tempat, masyarakat membentuk barisan pengamanan sendiri yang melakukan patroli di jalan-jalan dan toko-toko tertentu untuk mencegah penjarahan. Lebih dari 450 orang ditangkap atas tuduhan penjarahan. Sebagian dari jumlah tahanan itu, diciduk oleh warga yang melakukan pengamanan.

Militer juga mulai melakukan patroli dengan panser di kawasan hunian. Selain itu militer melakukan penjagaan di depan museum-museum. Sementara itu dilaporkan, Mesir menutup perbatasannya menuju Jalur Gaza.

Esther Saoub/Christa Saloh

Editor: Andriani Nangoy