1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angry Birds Jadi Sasaran Mata-Mata AS

28 Januari 2014

Dokumen yang dibocorkan Edward Snowden menunjukkan, dinas mata-mata AS dan Inggris memanfaatkan app smartphone untuk mengumpulkan data pribadi pengguna. App populer menjadi target termasuk Angry Birds dan Google Maps.

https://p.dw.com/p/1AyK5
Foto: picture-alliance/dpa

Berdasarkan dokumen yang dipublikasikan New York Times, Guardian dan ProPublica, Senin (27/01/14), National Security Agency (NSA) di Washington dan Government Communications Headquarters (GCHQ) di Inggris memanfaatkan app smartphone peta, games dan jejaring sosial untuk memperoleh akses ke data pribadi dalam jumlah besar.

Media-media tersebut mengutip dokumen intelijen rahasia yang sebelumnya telah dibocorkan oleh bekas pekerja NSA Edward Snowden. Snowden kini tinggal di Rusia dan terancam dakwaan mata-mata di AS setelah mengungkap program pengawasan NSA tahun lalu.

Data milyaran pengguna apps

Menurut laporan media, NSA dan GCHQ bekerja sama untuk mencari celah pada apps smartphone yang bisa mengungkap informasi pribadi, termasuk lokasi, umur dan gender pengguna. Kedua dinas rahasa mata-mata tersebut dikatakan secara rutin mengakses data dari game populer Angry Birds yang telah diunduh 1,7 milyar kali di seluruh dunia. Begitu juga dengan layanan navigasi Google Maps.

Selain itu, pada dokumen lain yang berupa 14 halaman slideshow NSA, terdapat daftar apps ponsel lain, termasuk jejaring sosial Facebook, situs tempat berbagi foto Flickr, dan Flixster yang berorientasi pada foto.

Hanya yang berpotensi jadi ancaman

Tidak diungkap secara jelas, informasi apa yang bisa diperoleh dari apps mana. Tapi menurut slideshow NSA tersebut, data yang diperoleh dari app bisa menentukan setting ponsel, sambungan internetnya, situs apa yang sudah dikunjungi, dokumen apa yang sudah diunduh, dan siapa saja teman dari pengguna app. Salah satu dokumen juga mengatakan, apps bahkan bisa mengungkap informasi tentang pandangan politik atau orientasi seks pengguna.

GCHQ menolak untuk menanggapi laporan tersebut. Dinas pemerintah Inggris ini hanya mengatakan, semua aktivitasnya "resmi, perlu dan proporsional." Sementara dalam pernyataannya Senin (27/01/14), NSA menyatakan, komunikasi antar pihak yang "bukan sasaran resmi intelijen asing" tidak menarik bagi dinas mata-mata. "Implikasi bahsa NSA berfokus pada smartphone atau komunikasi jejaring sosial warga Amerika biasa tidaklah benar."

Senin (27/01/14), jurubicara Gedung Putih Jay Carney dalam konferensi pers rutin mengatakan dinas pengawasan AS hanya ingin mengumpulkan data dari pihak yang dianggap mengancam keamanan AS.

vlz/ab (rtr, ap)