1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anjungan Pengeboran Gas di Laut Utara Bocor

28 Maret 2012

Kebocoran di anjungan pengeboran gas milik perusahaan energi Perancis Total di Laut Utara jauh lebih parah darri perkiraan semula. Diperlukan waktu beberapa bulan untuk menghentikan kebocoran.

https://p.dw.com/p/14TFi
Foto: picture-alliance/dpa

Kebocoran dari anjungan pengeboran gas bumi "Elgin" di kawasan perairan Skotlandia sekitar 150 mil laut dari kota Aberdeen itu, dideteksi terjadi mulai Minggu (25/3). Perusahaan energi Perancis "Total", yang mengoperasikan anjungan pengeboran menyatakan, kebocoran itu merupakan masalah paling serius dalam sejarah pengeboran di Laut Utara selama beberapa dekade terakhir. Hingga kini belum diketahui volume gas yang bocor, serta tepatnya lokasi yang mengalami kebocoran.

Seorang jurubicara Total mengatakan, telah dilakukan semua tindakan yang diperlukan untuk mencoba melacak lokasi serta penyebab kebocoran. "Tapi penanggulangan kebocoran tidak bisa dilakukan secara cepat, melainkan akan memakan waktu berhari-hari", katanya.

Pasukan penjaga pantai Inggris, sementara ini sudah memasang barikade kawasan terlarang bagi lalu lintas kapal laut, pada radius dua mil laut dari anjungan yang bocor. Bahkan penetapan zona larangan terbang mencapai radius 3 mil laut. Dengan itu pengerahan helikopter juga tidak dimungkinan. Sedangkan perusahaan minyak Inggris Shell, sudah mengungsikan sebagian besar pekerjanya dari 2 anjungan pengeborannya yang bertetangga dengan anjungan pengeboran yang bocor itu.

Potensial eksplosif

Anjungan pengeboran Elgin telah dikosongkan sejak Minggu, sesaat setelah diketahui adanya kebocoran. Seluruh 238 pekerjanya sudah diungsikan ke tempat aman. Jurubicara Total menegaskan, ancaman bahaya anjungan itu meledak, amat kecil. "Tapi kita tidak boleh mengatakan, tidak mungkin meledak", tegasnya. Jurubicara Total juga tidak menutup kemungkinan diperluasnya kawasan terlarang di sekitar anjungan.

Anjungan pengeboran gas Elgin dalam kondisi normal, menambang sekitar 9 juta kubik meter gas dan 60.000 barrel minyak mentah ringan per harinya.

Total menyebutkan, unsur yang bocor berupa kondensat gas yang ditambang dalam bentuk cair. Senyawa ini mengandung asam belerang yang beracun dan unsur yang gampang terbakar serta potensial mudah meledak.

Sementara ini diamati terbentuknya lapisan tipis cemaran minyak di permukaan laut. Dampaknya bagi lingkungan disebutkan jauh lebih ringan dari lapisan cemaran minyak berat. "Kondensat gas amat ringan dan cepat menguap", tambah jurubicara Total. Walaupun begitu penyumbatan kebocoran diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.

Pelindung lingkungan lontarkan kritik

Kelompok perlindungan lingkungan Eropa kini melontarkan kritik tajam pada aktifitas pengeboran gas di Laut Utara. Gas yang sekarang bocor, 20 kali lipat lebih merusak iklim dibanding gas karbon dioksida. "Kecelakaan itu merupakan bukti berikutnya dari sulit diperhitungkannya bahaya pengeboran di laut dalam", kata pakar perlindungan lautan Stephan Lutter dari WWF Jerman.

Norwegische Bohrinsel Troll in der Nordsee
Anjungan pengeboran minyak dan gas bumi di Laut Utara semakin kencang dikritik pelindung lingkungan.Foto: Statoil

Para pelindung lingkungan menuntut moratorium bagi anjungan pengeboran semacam itu. Selain itu disebutkan, kini semakin jelas, diperlukan persyaratan lebih ketat bagi tindakan pengamanan terhadap perusahaan yang mengoperasikan anjungan pengeboran minyak dan gas di lut dalam.

Menteri energi Inggris, Charles Hendry berusaha menepis kritik terkait kebocoran anjungan pengeboran gas itu. Ia juga memuji manajemen krisis yang diterapkan perusahaan dan pejabat. Namun Hendry dalam waktu bersamaan mengatakan, walaupun cemaran relatif terbatas, pemerintah tetap menganggap situasinya amat serius.

Agus Setiawan(rtr,dapd,afp)

Editor : Vidi Legowo-Zipperer