1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Annan Kecam Rezim di Damaskus

25 April 2012

Utusan khusus internasional untuk Suriah, Kofi Annan kecam rezim Assad karena terus langgar kesepakatan gencatan senjata. Artileri berat tetap belum ditarik dari sejumlah kota.

https://p.dw.com/p/14ka1
Foto: AP

Annan menginformasikan situasi aktual di Suriah kepada Dewan Keamanan PBB di New York lewat konferensi video jarak jauh. Dilaporkan, presiden Suriah, Bashar al Assad tetap belum memenuhi janjinya untuk mengakhiri kekerasan. Situasi di negara itu amat suram dan tidak dapat diterima.

Sementara itu jurubicara Annan, Ahmed Fawzy mengungkapkan di Jenewa, pasukan pro Assad tetap belum menarik artileri beratnya dari sejumlah kota, sesuai rencana perdamaian enam poin dari Annan.

Bantahan yang dikeluarkan rezim di Damaskus, dapat dimentahkan lewat bukti meyakinkan citra satelit. "Gencatan senjata hanya ditaati, jika ada petugas misi pengamat PBB di lokasi", tambah Fawzy.

Tugas tim pengamat dihambat

"Kofi Annan juga mengungkapkan kepada Dewan Keamanan berbagai kesulitan yang dihadapi tim pengamat PBB di Suriah", lanjut Fawzy. Gempuran tentara pemerintah biasanya langsung dilanjutkan sesaat setelah tim pengamat meninggalkan lokasi. Tentara pro-Assad melakukan aksi intimidasi dan pembunuhan terhadap warga yang bertemu tim pengamat.

Syrien UN Beobachter in Homs
Tim pengamat PBB bertemu warga di sejumlah kota Suriah.Foto: AP

Penembakan sejumlah warga di kota Hama, setelah mereka bertemu dengan tim pengamat PBB, disebutkan oleh Annan dalam konferensi videonya sebagai sangat mencemaskan. Liga pengamat hak asasi manusia di Suriah melaporkan, 9 warga kota Hama ditembak mati Senin (23/4), sehari setelah mereka bertemu tim pengamat PBB.

Tim pengamat PBB kontingen pertama yang terdiri dari 30 petugas, terus melakukan monitoring kesepakatan gencatan senjata yang berhasil dijalin Annan dengan rezim di Damaskus sekitar dua pekan lalu. Jumlah tim pengamat PBB akan ditingkatkan hinggga 300 orang, untuk mengamati lebih efektif kesepakatan tsb.

Agus Setiawan (rtr,afp,dpa,dapad)

Editor : Dyan Kostermans