1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

China Wirtschaft global

6 Agustus 2010

Senin (02/08) perusahaan otomotif Cina, Geely ambil alih perusahaan otomotif tradisi Swedia, Volvo. Cina membayar sekitar 1,5 milyar dollar kepada pemilik sebelumnya, perusahaan AS, Ford sebagai aksi investasi terbarunya

https://p.dw.com/p/OeBO
Logo Geely dan Volvo

Dua abad lalu pada masa keemasan dinasti Qing, kuota Cina pada perekonomian dunia adalah 30 persen. Kemudian merosot hanya tinggal 5 persen pada tahun 1978, sebelum memulai masa politik reformasi dan keterbukaan. Saat ini Cina sedang kembali menuju masa keemasan perekonomiannya. Dalam 30 tahun terakhir dunia melihat kepesatan ekonomi yang luar biasa, rata-rata pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 10 persen.

Salah Satu Negara dengan Ekonomi Terkuat

Di bidang ekspor Cina berhasil menyodok ke posisi atas. Dalam perdagangan luar negeri Cina berhasil mencatat neraca laba yang luar biasa. Tahun 2009 lalu saja hampir 200 milyar Dollar. Cadangan devisanya menurut keterangan Bank of China, akhir Juli lalu sebesar 2,4 trilyun Dollar AS.

Memang sebagian besar devisa itu disimpan dalam bentuk kertas berharga, terutama dalam pasar surat berharga Amerika Serikat. Tapi Cina memanfaatkan secara cerdik kekayaan devisanya untuk memperkuat eksistensinya secara global. Tahun 2009, hampir 50 milyar Dollar yang diinvestasikan perusahaan-perusahaan Cina di luar negeri.

Upaya Mengembangkan Investasi

Krisis ekonomi dunia saat ini membuat pencarian bisnis jadi sangat murah sekaligus memberi keuntungan jangka panjang. Daftar paling atas adalah minyak dan gas, kemudian pertambangan.

Cina membuktikan dirinya kreatif dalam membina investasinya dengan negara-negara berkembang. Di Afrika Cina mempraktekkan model bisnis pembangunan infrastruktur dengan imbalan pertambangan sumberdaya alam. Cina membangun jalan raya, pelabuhan, rel kereta api dan untuk itu dapat memperoleh besi, tembaga dan minyak. Hal ini menyebabkan tahun 2008 investasi Cina di Afrika naik menjadi 75 persen.

Selain itu Cina memanfaatkan investasi secara terarah untuk mengembangkan perekonomiannya. Cina tidak lagi puas menjadi pabrik untuk produsen-produsen barat. Negara itu ingin meluncurkan produksinya sendiri di pasar dunia.

Kiat Melambungkan Nama

Produk-produk murah Cina sudah mendominasi di berbagai sektor. Tapi untuk segmen harga kelas atas, produk-produk berkualitas tinggi dengan keuntungan yang menggiurkan, masih didominasi merek-merek Barat. Membina sebuah merek perlu waktu lama. Yang lebih baik jika orang dapat membeli sebuah merek. Cara itulah yang mendongkrak citra perusahaan otomotif Cina Geely ke kelas atas, setelah membeli Volvo awal bulan Agustus ini.

Membeli perusahaan Barat juga menawarkan peluang memperoleh teknologi tinggi. Tidak hanya memperoleh hak patennya, tapi juga mendapat tenaga-tenaga insinyur yang mampu mempertahankan kemajuan teknik serta mengembangkannya.

Keuntungan lain dari investasi luar negeri adalah memasuki pasar luar negeri melalui jaringan pemasaran dan jasa pelayanan yang sudah terbentuk. Misalnya dengan membeli Volvo, perusahaan otomotif Cina Geely, kini juga memiliki jaringan showroom mobil, serta menarik keuntungan dari hubungan lama Volvo dengan pelanggannya.

Dengan strategi investasinya Cina berhasil menciptakan peluang untuk menjangkau semua segmen pasar. Sejumlah produsen Cina bahkan berhasil menjadi produsen produk berkualitas. Tapi produk-produk tiruan dan murah juga tetap memiliki pasaran pelanggan yang luas.

Matthias von Hein/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk