1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280110 USA Haiti

30 Januari 2010

Bantuan yang diberikan Amerika Serikat kepada Haiti diangap bermotif ganda; alasan kemanusiaan dan kepentingan Amerika Serikat sendiri.

https://p.dw.com/p/Lmy1
Helikopter marinir AS di bandara Port-au-Prince, membawa bantuan makanan bagi korban gempa HaitiFoto: AP

Beberapa jam setelah Haiti diguncang gempa bumi dahsyat, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan memberikan bantuan senilai 100 juta Dollar. "Amerika Serikat menawarkan bantuan dalam segala bentuk dengan kemampuan yang kami miliki, yakni di bidang diplomasi, bantuan pembangunan dan mengerahkan militer. Dan yang paling terpenting adalah rasa simpati negara kami."

Keterlibatan Amerika Serikat membayangi sejarah Haiti, yang merdeka pada tahun 1804, dengan melepaskan diri dari Perancis. Tapi Amerika Serikat baru mengakui kemerdekaannya 58 tahun kemudian. Sejak itu, Amerika Serikat berusaha memainkan pengaruhnya di negara yang terletak di kawasan Karibia ini.

Saat ini lebih dari 10 ribu tentara Amerika Serikat menyalurkan bantuan kemanusian bagi warga Haiti yang selamat dari bencana gempa bumi. Kehadirannya diterima dengan tangan terbuka di Haiti. Terakhir, tentara Amerika Serikat dikerahkan di Haiti pada tahun 2004, ketika Presiden Jean Bertrand Aristide dilengserkan dari jabatannya oleh pasukan multi nasional, akibat skandal korupsi dan penyalagunaan kekuasaan.

Sepuluh tahun sebelumnya, pada bulan September 1994, satuan marinir Amerika Serikat mendarat di Port au Prince, untuk mendukung junta militer yang berkuasa. Dulu, seperti halnya sekarang, Amerika Serikat memberikan bantuan dengan jalinan rumit yang menggabungkan kepentingannya sendiri dengan bantuan kemanusiaan. Hubungan antara negara kaya dan miskin dibelahan barat dunia itu, dapat digambarkan sebagai " benci tapi rindu".

Oliver Gleich pakar Haiti di Freies Universität Berlin mengatakan, "Pertama-tama, tentu saja keputusan yang diambil pemerintahan Obama dengan alasan kemanusiaan. Pada waktu bersamaan juga bertujuan dengan sasaran pemilihnya. Tidak dapat dilupakan, pendahulu Obama, George W. Bush, gagal dalam menangani bencana banjir di Lousiana pada tahun 2005. Banyak warga kulit hitam yang menjadi korban ketika itu. Mereka tentu saja termasuk pendukung dan pemilih Obama.

Sementara itu juga muncul kekhawatiran bahwa Haiti yang dibiarkan begitu saja, akan dapat berkembang menjadi pusat perdagangan narkoba ke dua di benua Amerika, disamping Meksiko.

Berbeda dengan sejumlah pengkritik, Oliver Gleich tidak melihat adanya latar belakang neo kolonialisme dalam kehadiran tentara Amerika Serikat di Haiti. "Haiti hanya memiliki satuan polisi, dan tidak memiliki kemampuan tehnik untuk mengatasi bencana alam tersebut dengan cukup. Tidak terdapat peralatan tehnik berat untuk menyingkirkan reruntuhan bangunan serta untuk menciptakan ketertiban. Selain itu, polisi Haiti juga menjadi korban gempa bumi dan tidak mampu menjalankan tugasnya. Dan tentu saja militer Amerika Serikat yang dengan cepat dapat mengisi kekosongan tersebut."

Keterlibatan Amerika Serikat di Haiti selalu dikaitkan dengan ekonomi. Di masa lalu bobotnya diperlukan organisasi internasional. Di tahun belakangan, atas desakan Amerika Serikat, Dana Moneter Internasional IMF menghapuskan utang Haiti sebesar 1,2 miliar Dollar. Jumlah yang sama juga kembali diperlukan Haiti untuk membangun negaranya.

Daniel Scheschkewitz/Asril Ridwan

Editor:Luky Setyarini