1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280611 Afghanistan Sicherheit

Agus Setiawan30 Juni 2011

Pemerintah Afghanistan yang menghadapi pengalihan tanggung jawab keamanan, sejak beberapa bulan terakhir mengusung slogan “Ya kami mampu“. Kabul hendak mendemonstrasikan kekuatan dan rasa percaya dirinya.

https://p.dw.com/p/11mvT
Gambar simbol pasukan internasional di AfghanistanFoto: AP

Sekarang, proses pengalihan tanggung jawab keamanan, secara resmi dimulai. Hendaknya tidak ada lagi pihak yang meragukan tekad bulat polisi dan militer Afghanistan.

Juru bicara kementrian dalam negeri Afghanistan, Seddiq Seddiqi mengatakan, "Kami sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya.“ Aparat keamanan Afghanistan sejak lama telah menunjukkan kemampuannya. Misalnya di ibukota Kabul, di mana mereka telah melakukan ujicoba mengambil alih tanggung jawabnya.

Pasukan ISAF akan tetap hadir di kawasan-kawasan yang berada di bawah pengawasan pasukan Afghanistan, kata Seddiqi menambahkan. Selain itu, kawasan-kawasan yang akan berada di bawah komando pasukan keamanan Afghanistan, merupakan kawasan yang relatif tenang. Jadi risikonya dapat diperhitungkan.

Akan tetapi para politisi lokal yang jauh dari jangkauan kekuasaan di Kabul meragukan bahwa setelah penarikan pasukan pelindung internasional situasi keamanan akan tetap stabil.

Wakil gubernur provinsi Bamian, Muhammad Assef Mubalegh meragukan rencana dari pemerintah pusat, "Keamanan kami tergantung situasi di provinsi-provinsi tetangga. Jika tidak tercipta penguatan polisi dan tentara di seluruh Afghanistan, kami tidak dapat menjamin keamanan di Bamiyan."

Pernyataan serupa juga dilontarkan para pejabat tinggi di provinsi lain yang akan menjalani pengalihan tanggung jawab keamanan ini. Antara lain provinsi Herat di barat, Mazar-e-Sharif di utara, Laskhargah di selatan dan dan Mehtarlam di timur Afghanistan. Mereka juga mengeluhkan kurangnya peralatan dan persenjataan polisi lokal.

Pakar politik Qayum Momand dari Institut Riset dan Pembangunan Afghanitsan di Kabul menyebutkan, masalah lebih besar adalah informasi menyesatkan dari pemerintahan di bawah Presiden Hamid Karzai mengenai ancaman bahaya kelompok Taliban.

"Pemerintah mengatakan, Taliban sudah semakin lemah. Namun kenyataannya adalah sebaliknya. Taliban justru menguat. Bukan hanya di selatan dan timur tapi kini juga di utara Afghanistan, kelompok ini menunjukan posisinya yang kuat," dikatkan Qayum Momand.


Politik informasi menyesatkan semacam itu membuat rasa tidak aman di kalangan rakyat Afghanistan semakin meningkat, tutur Momand. Selain itu, buruknya situasi keamanan ditambah rencana penarikan pasukan negara-negara NATO, membuat rakyat semakin tidak tenang.

Banyak warga Afghanistan bertanya-tanya. Apakah dengan dimulainya proses pengalihan tanggung jawab itu dapat diartikan bahwa pemerintah Afghanistan sudah cukup kuat? Atau negara-negara penolong, setelah misi 10 tahun di Afghanistan menyatakan sudah cukup? Sejauh ini tidak ada jawaban meyakinkan atas pertanyaan ini.

Ratbil Shamel/Agus Setiawan

Editor: Anggarita Gollmer