1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Arah Baru Militer Jepang

17 Desember 2010

Dua raksasa Asia Timur, Jepang dan Cina kembali terlibat dalam perang kata-kata, menyusul diumumkannya kebijakan baru pertahanan Jepang.

https://p.dw.com/p/QerG
Parade Militer CinaFoto: AP

Kebijakan baru ini diarahkan untuk membuat militer Jepang lebih fleksibel dan lebih pro aktif: Jepang mendasarkan üperubahan ini pada meningkatnya serangan terorisme internasional, ancaman Korea Utara dengan ambisi nuklirnya, dan yang membuat Cina berang, meningkatnya kekuatan militer Cina.

Cina menekankan, pengembangan kapasitas militernya sama sekali "tidak merupakan ancaman bagi negara manapun," "berada dalam jalur pengembangan untuk kepentingan damai" dan sepenuhnya "bersifat defensif". Juru bicara kementerian luar negeri Cina Jiang Yu menambahkan, justru kebijakan baru pertahanan Jepang ini merupakan kebijakan yang "tidak bertanggung jawab".

Dilaporkan kantor berita Kyodo, pemerintah Jepang menganggap pengembangan kekuatan militer Cina serta peningkatan aktivitas Angkatan Lautnya di Laut Cina Selatan "meresahkan kawasan dan masyarakat internasional."

Bukan kebetulan, kabinet Jepang yang resminya merupakan negara pasifis, secara resmi mengesahkan Pedoman Pertahanan 2010 ini beberapa bulan setelah sengketa teritorial dengan Cina, dan beberapa pekan setelah Korea Utara melancarkan serangan artileri terhadap Korea Utara.

"Cina memodernisasi kekuatan militernya secara pesat, dan mempeluas kegiatan angkatan lautnya di perairan negara-negara tetangga," demikian tercantum dalam kebijakan baru itu. Beberapa waktu lalu, Beijing menggelar angkatan lautnya di kawasan perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, yang mereka anggap sebagai perairan leluhur mereka.

"Bersama dengan kurangnya transparansi Cina ihwal persoalan militer dan keamanan, kecenderungan ini meresahkan kawasan sekitar dan masyarakat dunia pada umunya," tandas dokumen itu.

Pedoman Program Pertahanan Nasional Jepang yang baru, merupakan pembaharuan terhadap pedoman serupa tahun 2004, memberikan keluwesan bagi tentara Jepang untuk menghadapi berbagai ancaman dan peningkatan ketegangan serta masalah keamanan di pulau-pulau terpencil Jepang, yang sebagian di antaranya masih dalam sengketa dengan negara lain.

Jepang juga akan memperkuat kemampuan peluru kendalinya untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Rudal penangkit Patriot 3 akan ditingkatkan jumlahnya dari tiga menjadi enam. Sementara rudal berbasis laut akan ditingkatkan dari empat menjadi enam. Jepang juga akan meningkatkan armada kapal selam dari 16 menjadi 22. dalam hal kekuatan angkatan udara, Jepang akan memperbaharui jet-jet tempurnya.

"Kami akan membangun kekuatan pertahanan yang dinamis, dengan intelijen dan teknologi canggih, dengan kesiagaan, mobilitas, fleksibilitas, keberlanjutan, dan keragaman disiplin," demikian tercantum dalam dokumen Pedoman Kebijakan pertahanan 2010 itu.

Ging Ginanjar/AFP
Editor: Pasuhuk