1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem

4 Januari 2017

Partai Republik AS mendorong perpindahan gedung kedutaan ke Yerusalem sebagai pengakuan terhadap ibukota negara Yahudi. Pengamat mewanti-wanti langkah itu akan memicu gelombang kekerasan dan kekacauan di Timur Tengah

https://p.dw.com/p/2VEi9
Tel Aviv Israel US Botschaft
Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel AvivFoto: picture-alliance/dpa/A.Sultan

Partai Republik Amerika Serikat menyiapkan rancangan Undang-undang buat memindahkan gedung kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah tersebut juga berarti pengakuan Washington terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel yang selama ini ditolak oleh PBB.

"Yerusalem adalah ibukota abadi Israel. Sayangnya kampanye kebencian yang dilancarkan pemerintahan Obama terhadap negara Yahudi sedemikian kejam, sehingga mengubur fakta yang sederhana ini," kata Senator dan bekas calon kandidat presiden AS, Marco Rubio, seperti dikutip Guardian. "Tapi akhirnya kita harus menepati janji dan memindahkan kedutaan ke ibukota sejati sekutu terbesar kita, Israel."

Selama separuh abad gedung kedutaan Amerika Serikat berdiri di barat Tel Aviv. Washington tidak mengakui perpindahan ibukota Israel ke Yerusalem yang diresmikan tahun 1980an. Pada 1995 Kongres AS menelurkan Undang-undang yang memerintahkan perpindahan kedutaan ke Yerusalem. Namun setiap presiden AS sejak saat itu selalu menangguhkan implementasinya dengan dalih "keamanan nasional."

Namun Presiden terpilih, Donald Trump, berpandangan lain. Ia sejak awal mendukung Yerusalem sebagai ibukota resmi Israel. Yerusalem merupakan bagian dari solusi dua negara yang sedang diupayakan dunia internasional buat mendamaikan Timur Tengah.

Tapi pengamat mewanti-wanti kepindahan kedutaan besar AS ke kota kuno itu diyakini bakal mengubur proses damai. "Jika anda mengambil langkah tersebut, yakni memindahkan kedutaan dan meresmikan aneksasi Tepi Barat Yordan, maka anda akan mengirimkan kawasan ini ke jalur kekacauan dan esktremisme," ujar Saeb Erekat, Juru Runding Palestina.

Sebaliknya David Friedman, tokoh pro Israel garis keras yang dinominasikan Donald Trump untuk mengisi jabatan duta besar AS di Israel, mengklaim perpindahan kedutaan akan menjadi "langkah besar menuju perdamaian," dan sesuatu "yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama."

Presiden AS Barack Obama menuding pemerintahan ultra konservatif Israel sedang membangun realita geopolitik ke arah solusi satu negara tanpa Palestina. Hal tersebut diperkuat dengan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah strategis di Tepi Barat Yordan. Sebab itu Washington membiarkan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengecam pemukiman Yahudi di wilayah Palestina.

rzn/as (rtr,guardian,ap)