1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Akan Terus Berupaya Wujudkan Perdamaian di Timur Tengah

4 November 2009

Clinton menjadi bintang tamu Forum untuk Masa Depan. Ia bertemu para petinggi politik Arab dan wakil masyarakat sipil guna meletakkan fundamen bagi kerjasama lebih erat di tataran politik dan sosial.

https://p.dw.com/p/KOPX
Menlu AS Hillary Clinton diantara para petinggi negara-negara Arab di Marrakesh, MarokoFoto: AP

Kehadiran Hillary Clinton dalam Forum untuk Masa Depan di Marrakesh, Maroko, Selasa (03/11), ini, juga untuk menenangkan kegelisahan dalam konflik Timur Tengah.

Presiden Amerika Serikat Obama mengumumkan awal baru dalam hubungan dengan dunia Arab, dalam pidatonya bulan Juni di Kairo. Sejak itu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton berupaya mewujudkannya dalam tindakan nyata. Lebih sedikit ideologi, sebagai gantinya pragmatisme dan dorongan demokrasi. Pada Forum Masa Depan negara-negara Arab dan Afrika Utara, Selasa (03/11), Clinton menekankan, kini saatnya memperluas dialog, bukan hanya di bidang politik tapi juga kemasyarakatan.

Dalam pidatonya di depan para menteri luar negeri dari lebih 20 negara Arab, Clinton mengumumkan proyek-proyek baru untuk mendorong sektor wiraswasta, pendidikan, pengetahuan dan teknologi. Ia memberi perhatian lebih pada penguatan hak-hak kaum perempuan di dunia Arab. Ini pun upaya untuk merealisasikan agenda yang ditetapkan Presiden Obama di Kairo, untuk kawasan Arab.

Di sela-sela Forum masa depan di Maroko, Clinton bertemu perwakilan kelompok-kelompok hak asasi dan mengapresiasi apa yang mereka lakukan demi terciptanya lebih banyak demokrasi dan lebih sedikit korupsi di kawasan. Merujuk pada kebebasan pers di wilayah Arab, Clinton menekankan, betapa hal itu merupakan lawan bagi institusi-institusi politik. Namun ia tak menyebut nama negara tertentu.

Pertemuan di Marakesh dibayangi konflik lama tentang pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Clinton memanfaatkan kesempatan untuk sekali lagi menjelaskan posisi Amerika Serikat. "AS berkomitmen pada solusi dua negara. Saya paham, ada kekuatiran di antara Anda, bahwa tidak demikian yang terjadi. Namun pendirian kami tidak berubah, dan untuk mencapai tujuan ini kita semua harus bekerjasama. Kita harus berhati-hati dengan perkataan kita. Hanya dengan upaya bersama, kita bisa mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah. Saya sangat yakin hal itu dapat dicapai."

Clinton membuat berang negara-negara Arab pekan lalu. Pada pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu, Clinton menolak tuntutan Palestina akan penghentian pembangunan di kawasan pendudukan sebagai syarat bagi dimulainya lagi perundingan damai. Sekretaris Jendral Liga Arab Amr Moussa sempat memperingatkan gagalnya proses perdamaian. Clinton berupaya meredakan gejolak. "Kita bisa mengarahkan pandang ke masa lalu, yang sudah tidak bisa kita ubah. Atau kita bisa bekerjasama dan mengikuti visi Presiden Obama untuk menciptakan masa depan yang jauh lebih baik. Saya berterimakasih bahwa forum ini adalah untuk masa depan. Karena masa depan adalah tugas kita bersama.“

Upaya mediasi dalam konflik Timur Tengah tetap berlanjut. Menlu AS Clinton, Selasa (03/11) bertolak ke Kairo. Rabu (04/11) dijadwalkan pembicaraan dengan Presiden Mesir Husni Mubarak. Sebuah pertemuan yang baru saja disepakati. Para mengamat menilainya sebagai upaya untuk menghapus kekuatiran Mesir terhadap perubahan dalam politik Timur Tengah Presiden Obama.

Alexander Göbel/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid