1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Berlakukan Sanksi Baru Terhadap Iran

2 Juli 2010

Pemerintah Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Iran untuk memaksanya menghentikan program nuklirnya.

https://p.dw.com/p/O91b
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Kamis (1/7) di Gedung Putih Presiden AS Barack Obama menandatangani undang-undang baru, yang antara lain melarang perusahaan menjual produksi minyaknya kepada Iran. Sekaligus menghambat bank-bank asing menggunakan sarana keuangan Amerika Serikat, jika mereka bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan Garda Revolusi Iran. Lalu Obama memperingatkan, jika negara itu tetap mengembangkan program nuklirnya, ia akan meningkatkan tekanannya.

Pemberlakuan sanksi itu, dimaksudkan untuk melumpuhkan Iran sehingga tidak mampu lagi membiayai program atomnya. Karena aksi tersebut akan mengena tepat di jantung pemerintah Iran, demikian Obama sebelum menandatangani undang-undang tersebut. Bila Iran tetap tidak bersedia menghentikan program atomnya, negara itu akan menanggung semua konsekuensinya. Di samping meningkatnya tekanan, Iran akan semakin terisolasi.

Sanksi tersebut membuat perusahaan asing harus memilih. Antara bekerja-sama dengan Iran atau lebih baik, melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan AS. Perusahaan yang masih memasok Iran dengan hasil olahan minyak seperti bensin untuk mobil maupun pesawat terbang, tidak dapat memasuki pasar AS. Walaupun Iran adalah salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia, namun karena kilangan minyaknya terlampau tua, negara itu harus mengimpor bahan bakar, guna memenuhi kebutuhannya sendiri.

Perusahaan asing maupun AS, yang tetap melakukan investasi di Iran di sektor energi, keuangan, asuransi atau sektor transportasi akan dijatuhi hukuman. Kemudian, bank-bank asing yang melakukan transaksi dengan bank-bank Iran yang tertera di daftar hitam atau bekerja-sama dengan Garda Revolusi, tidak akan mendapatkan akses ke sistem keuangan AS. Sejumlah kalangan menyebut aksi Obama sebagai sanksi sepihak terberat yang pernah dijatuhkan AS terhadap Iran. Barack Obama, "kami akan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Iran, karena negara itu tidak bersedia untuk melakukan kewajibannya. Saya senang, dengan ini akan diberlakukan sanksi terberat, yang pernah diputuskan oleh kongres AS.“

Kemudian Obama memaparkan, bahwa selama ini pemerintah Iran menolak uluran tangannya. Negara itu lebih memilih untuk tetap menempuh haluan pembangkang. Namun masih ada kesempatan untuk mengubah politiknya, demikian presiden AS. Pintu untuk berdiplomasi masih terbuka.

Beberapa pekan lalu Kongres AS menyetujui paket sanksi keuangan dan energi baru terhadap Iran. Kemudian awal Juni lalu untuk keempat kalinya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberlakukan sanksi terhdapa Iran. Sedangkan Uni Eropa akan mengambil tindakan yang lebih tegas lagi.

Iran diduga memperkaya uranium bukan untuk kepentingan sipil, akan tetapi untuk mengembangkan senjata nuklir.

AN/HP/afpd