1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Kecam Peluncuran Satelit Ruang Angkasa Iran

3 Agustus 2017

Amerika Serikat, didukung oleh Perancis, Inggris dan Jerman, meminta Dewan Keamanan PBB bertindak tegas setelah peluncuran satelit Iran yang keempat. Langkah Iran dinilai provokatif dan berbahaya.

https://p.dw.com/p/2hcPp
Iran Ghadr-F Rakete Khomeini Portrait
Foto: picture-alliance/AP Photo/V. Salemi

Duta Besar AS Nikki Haley dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan hari Rabu (2/8) mengatakan, sistem satelit ruang angkasa Simorgh, "jika dikonfigurasi sebagai rudal balistik," akan memiliki jangkauan dan kapasitas muatan yang cukup untuk membawa hulu ledak nuklir.

"Peluncuran ini merupakan langkah yang mengancam dan provokatif oleh Iran," demikian disebutkan dalam surat itu, yang mengatasnakaman keempat negara.

Iran tanggal 27 Juli lalu untuk keempat kalinya meluncurkan roket ruang angkasa Simorgh. Amerika Serikat kemudian menjatuhkan sanksi baru kepada enam perusahaan yang menurut Washington terkait dengan program rudal Iran.

US Botschafterin Nikki Haley
Dubes AS di PBB, Nikki HaleyFoto: Reuters/M. Segar

"Program lama Iran untuk mengembangkan rudal balistik tidak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 dan memiliki dampak destabilisasi bagi kawasan," kata surat itu.

Resolusi 2231 diputuskan dua tahun yang lalu untuk mendukung kesepakatan nuklir antara Iran, Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat. Resolusi itu menuntut Iran tidak melakukan peluncuran rudal yang mampu mengangkut senjata nuklir sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional terhadap negara itu.

Iran berulang kali mengatakan, mereka tidak berusaha mengembangkan senjata nuklir dan tidak melanggar resolusi tersebut dengen peluncuran satelit.

Presiden Donald Trump mengancam akan membatalkan kesepakatan nuklir tersebut, namun Inggris, Prancis dan Jerman ingin mempertahankannya dan menyampaikan kepada pemerintah AS bahwa kesepakatan itu harus diselamatkan.

Iran Amtseinführung Präsident Rohani
Presiden Hassan Rouhani dilantik di Teheran untuk masa jabatan kedua, 3 Agustus 2017Foto: leader.ir

"Teman dan sekutu kami di Inggris, Perancis, dan Jerman bergabung dengan kami dalam menyerukan dan mengutuk tindakan-tindakan yang merusak dan mengancam dari Iran," kata Haley dalam surat itu.

"Dunia tidak boleh membiarkan Iran bertindak bertentangan dengan Dewan Keamanan dan keputusannya. Amerika Serikat akan tetap waspada dalam memastikan bahwa Iran bertanggung jawab atas tindakan itu."

Keempat negara tersebut menekankan bahwa teknologi yang diperlukan untuk peluncuran satelit luar angkasa tersebut "terkait erat dengan rudal balistik, khususnya rudal balistik antar benua."

Rezim kontrol teknologi rudal telah menetapkan bahwa sistem balistik dengan muatan 500 kilogram dan jarak tempuh setidaknya 300 kilometer mampu mengirimkan senjata nuklir.

AS berulang kali meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan terhadap tes rudal Iran, namun Rusia menyatakan bahwa Iran tidak melanggar resolusi itu.

Iran Mittelstreckenrakete Ghadr Khomeini Portrait
Rudal jarak menengah Iran Ghadr diperagakan pada peringatran 36 tahun perang Iran-Irak, September 2016Foto: picture-alliance/dpa

Keempat negara kini menuntut Iran untuk "segera menghentikan" semua kegiatan rudal balistik dan menyatakan bahwa masyarakat internasional harus "mengirim pesan yang jelas kepada Iran."

Kementerian luar negeri Iran mengatakan akan melanjutkan program misilnya "dengan kekuatan penuh" dan menuduh pemerintah AS berusaha melemahkan kesepakatan nuklir.

Meski melontarkan kecaman keras, pemerintah AS telah memberi konfirmasi bahwa Iran memang mematuhi kesepakatan nuklir.

hp/rzn (afp, ap, rtr)