1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Tidak Bersedia Berunding Lagi Soal Korut

31 Juli 2017

Nada suara semakin tinggi dan kata-kata yang digunakan semakin kasar dalam konflik nuklir Korea Utara. Akibat provokasi yang tak kunjung henti, AS menyatakan perundingan tidak ada gunanya lagi.

https://p.dw.com/p/2hQHn
USA Vereinte Nationen zur Lage in Syrien Nikki Haley
Foto: picture-alliance/Zumapress/A. Lohr-Jones

Masa untuk berunding dengan Korea Utara sudah "lewat". Demikian pernyataan  AS yang menolak pembicaraan lebih lanjut setelah Korea Utara meluncurkan Misil Balistik Antar Benua (ICBM) terbaru. Duta Besar AS di PBB, Nikki Haley dengan kata-kata  yang sama juga, menolak diadakannya sidang istimesa Dewan Keamanan PBB mengenai konflik atom Korea Utara.

Baca juga:AS Desak Dewan Keamanan PBB Perketat Sanksi Terhadap Korea Utara

Dalam uji coba persenjataan paling akhir, Korea Utara menembakkan roket, yang menurut pakar militer juga bisa mencapai pantai barat AS.

Pembicaraan tak ada gunanya

Tidak ada gunanya mengadakan sidang, jika tidak ada hasilnya. Demikian dikatakan Haley seraya menambahkan, setiap Resolusi baru PBB, yang tidak menambah tekanan nyata dari dunia interanasional terhadap Korea Utara tidak ada manfaatnya. Ia menambahkan, hal itu juga ibaratnya menunjukkan kepada diktator Kim Jong Un, bahwa masyarakat internasional tidak benar-benar menanggapi sepak terjangnya secara serius.

Pada saat bersamaan, Haley meningkatkan tekanan diplomatisnya terhadap Cina. Negara yang jadi sekutu terakhir Korea Utara itu harus memutuskan, apakah bersedia ikut menanggung sanksi terhadap negara tetangganya.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengancam dengan tindakan lebih keras terhadap Korea Utara, dan menuntut sokongan dari Cina. Provokasi dari negara penjahat tidak bisa diterima, dan AS akan terus menuntut dukungan dari negara-negara di kawasan sekitar, juga dari seluruh dunia, untuk terus mengisolasi Korea Utara secara ekonomi dan diplomatis. Demikian dikatakan Pence saat berkunjung di Estonia. Ia mengatakan, terutama Cina punya hubungan khusus dengan Korea Utara dan "punya kemampuan unik untuk mempengaruhi keputusan rezim di Pyongyang".

 Baca Juga: Adu Unjuk Rudal Amerika Serikat dan Korea Utara

Sebelumnya, Presiden Donald Trump sudah menyatakan kecewa terhadap pmerintah Cina yang tampaknya ragu-ragu mengambil sikap dalam konflik nuklir Korea Utara.

Demonstrasikan persatuan dan kekuatan militer

Dalam pembicaraan telefon, Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Shinzo Jepang,  Abe menyepakati pentingnya langkah bersama terhadap Korea Utara. Abe mengatakan, Korea Utara tidak mengindahkan upaya mencari solusi damai di tingkat internasional. Ia menambahkan, Cina, Rusia dan negara-negara lain harus menanggapi realita ini dengan serius dan ikut meningkatkan tekanan.

Hari Minggu, AS mendemonstrasikan kekuatan militer dengan mengerahkan dua pesawat pembom jarak jauhnya melintasi semenanjung Korea. Jet tempur Jepang dan Korea Selatan ikut dalam latihan tempur itu. Selain itu marinir Korea Selatan dan AS melaksanakan latihan bersama dengan menggunakan peluru tajam.

ml/as (dpa, rtr, afp)