1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220311 Japan Fukushima AKW

22 Maret 2011

PLTN Fukushima di Jepang yang rusak berat nasibnya tidak berketentuan. Tidak ada yang tahu tepatnya situasi di sana dan pemerintah Jepang tidak punya pilihan lain selain mendinginkan reaktor dari luar dengan air.

https://p.dw.com/p/10fKZ
Seorang perempuan sedang diperiksa dengan alat khusus pengukur tingkat radiasi.
Seorang perempuan sedang diperiksa dengan alat khusus pengukur tingkat radiasi.Foto: AP

Situasi tetap kritis di PLTN Fukushima. Pengelola reaktor masih bertarung dengan sejumlah kerusakan baru. Mereka terpaksa menghentikan sementara upaya pemadaman karena semakin banyaknya asap yang keluar dari beberapa blok reaktor. Tidak ada yang bisa menjelaskan asap apa itu.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengamati perkembangan situasi langsung di lokasi dan melakukan pengukuran kadar radiasi. Graham Andrew dari IAEA menjelaskan, "Kami memang melihat kemajuan, tapi situasi keseluruhan di Fukushima Daiichi terus serius. Kami menemukan tingkat radiasi yang tinggi di dalam reaktor."

Upaya mendinginkan elemen bakar dengan air tampaknya membuahkan hasil dan karenanya pemadam kebakaran terus melakukan hal tersebut. Juru bicara Badan Keamanan Atom Jepang berharap, listrik akan terus mengalir hingga Rabu (23/03). Jika sistem pendingin kembali berfungsi, maka situasi di inti reaktor dan reaktor pendingin bisa kembali pulih dalam waktu beberapa hari.

Asap membumbung tinggi masih terlihat dari sejumlah blok reaktor di Fukushima Daiichi, Selasa (22/03).
Asap membumbung tinggi masih terlihat dari sejumlah blok reaktor di Fukushima Daiichi, Selasa (22/03).Foto: AP

Seratus kilometer dari Fukushima, tepatnya di wilayah timur laut Jepang, dokter Keiko Yamada, yang sedang mengukur tingkatan radiasi pada banyak keluarga di sebuah sekolah,, mengatakan, "Orang-orang hampir putus asa dan ingin secepatnya pulang. Tapi kemudian mereka merasa lega jika kami tidak menemukan cemaran radiasi."

Pernyataan pemerintah Jepang yang bernada menenangkan tidak dihiraukan oleh warga. Semakin banyak orang yang khawatir terhadap ancaman yang tidak terlihat itu. Mereka baru merasa lega jika mendapatkan kepastian dari dokter. Baru kemudian banyak keluarga yang mendata diri sebagai "aman dari radiasi" lalu bertemu dengan anggota keluarganya. Namun Keiko Yamada khawatir, warga yang ditemukan terpapar radiasi akan dikucilkan.

Kenji Sakurai, usia 50 tahun, bermukim 30 km dari reaktor. Ia tidak merasa aman di dalam rumahnya. Oleh sebab itu ia pergi untuk mengetes dirinya. "Saya bertanya-tanya, apakah kampung saya terkontaminasi. Kapan saya bisa pulang? Apakah saya bisa pulang? Saya tidak tahu," katanya bingung.

Jawaban atas pertanyaan warga diumumkan pemerintah setiap harinya. Namun pemerintah pun tampaknya kewalahan menghadapi krisis. Dikabarkan seorang menteri mengancam menghukum pasukan pemadam kebakaran, jika mereka tidak melaksanakan penugasannya. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan dilaporkan sudah meminta maaf atas pernyataan menteri itu.

Sementara itu dilaporkan, perairan Jepang terpapar radiasi. Perusahaan pengelola Tepco melakukan pengukuran tingkat radiasi pada air laut 100 km sebelah selatan Fukushima. Hasilnya, tingkat radiasinya 25 kali lipat lebih tinggi dari batas normal. Kini pengujian diharapkan memberikan kejelasan. Namun pemerintah Jepang belum berencana menambah radius zona bahaya 20 km lebih luas.

Nils Kinkel/Luky Setyarini

Editor: Ayu Purwaningsih