1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Asap Hitam Paksa Evakuasi Pekerja

23 Maret 2011

Para pekerja dievakuasi setelah reaktor 3 mengeluarkan asap hitam. Setelah produk susu dan sayuran, kini pemerintah melarang konsumsi air keran untuk bayi. Radiasi terdeteksi 2 kali lipat diatas batas aman.

https://p.dw.com/p/10g7N
Asap hitam di atas reaktor 3 PLTN Fukushima
Asap hitam di atas reaktor 3 PLTN FukushimaFoto: AP

Asap hitam membumbung tinggi di atas pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima hari Rabu (23/3). Asap berasal dari bangunan reaktor 3. Para pekerja dan teknisi dari bangunan reaktor 3 dan 4 diperintahkan oleh Komisi Keselamatan Nuklir Jepang untuk segera meninggalkan PLTN. Penyebab asap belum diketahui.

Padahal hari Selasa (22/3), operator PLTN, Tokyo Electric Power Company atau TEPCO, baru saja berhasil menyalakan kembali penerangan di reaktor 3. Penerangan yang membantu para pekerja memperbaiki fungsi pendingin reaktor.

Level Radiasi Berbahaya Bagi Bayi

Bayi berusia 9 bulan minum susu di pusat evakuasi di Ofunato
Bayi berusia 9 bulan minum susu di pusat evakuasi di OfunatoFoto: AP

Pemerintah Jepang juga sudah memperingatkan warga akan level radioaktif yodium yang telah mencapai level berbahaya bagi bayi. Uji coba terhadap air keran di sekitar PLTN memperlihatkan angka dua kali lipat di atas batas aman. Di Tokyo juga ditemukan radiasi dua kali lipat dari batas legal dari sampel air keran. Air yang mengandung lebih dari 100 becquerel per kilogram dilarang digunakan untuk membuat susu bagi bayi.

Batas radiasi sudah terlampaui. Apa artinya bagi penduduk sekitar? Andrew Graham dari IAEA menjanjikan jawaban. "Dalam 2 hari kami akan mendapatkan hasil tes pertama. Baru kami bisa mengetahui secara pasti konsentrasi partikel radioaktif di laut dan udara. Jadi lebih mudah untuk menjawab dan memastikan resiko bagi bahan pangan di wilayah tersebut," tukas Graham.

Hasil ini menambah kekhawatiran warga setelah sebelumnya pemerintah melarang beredarnya produk pertanian dari wilayah sekitar PLTN Fukushima. Selain air keran dan produk susu, radiasi ditemukan pada 11 jenis sayuran. Daftar bahan pangan yang dilarang dikonsumsi adalah bayam, brokoli, seledri dan kol. Pengawasan terhadap produk makanan laut juga semakin intensif. Para nelayan mulai mengkhawatirkan masa depan mereka. "Siapapun yang mendengar kata radioaktif sudah takut duluan. Jelas ini mempersulit saya untuk berdagang di masa depan," ujar seorang nelayan.

Sayuran dari wilayah sekitar PLTN Fukushima masih dijual di Tokyo
Sayuran dari wilayah sekitar PLTN Fukushima masih dijual di TokyoFoto: Kyodo News/AP/dapd

IAEA Kritik Pemerintah Jepang

Para peneliti mengacu kepada bencana Chernobyl tahun 1986 lalu, ketika konsentrasi sejumlah partikel radioaktif menetap di lingkungan sekitar selama puluhan tahun. Pejabat senior Badan Energi Atom Internasional atau IAEA, James Lyon, berkomentar, "Pertanyaannya adalah, dari mana tepatnya radiasi itu berasal? Apakah dari inti reaktor, penutup baja yang rusak atau terpancar dari kolam pendingin. Selama kami tidak melihat langsung kesana, sulit untuk menentukan."

Lyon merasa tidak berdaya dan sangat bergantung pada rekan-rekan di Jepang. IAEA mengkritik kurangnya data dari pemerintah Jepang. Seperti data temperatur kolam di reaktor 1, 3 dan 4.

Reaksi Internasional Terhadap Bencana Atom

Kekhawatiran juga terlihat dari reaksi dunia internasional setelah 25 Kedutaan Besar di Tokyo ditutup sementara. Termasuk Kedutaan Besar Jerman.

Amerika Serikat menjadi negara pertama yang memblokade impor produk susu, sayuran dan buah-buahan dari Jepang. Prancis tengah mendesak negara-negara Uni Eropa untuk mengetes setiap produk segar yang masuk dari Jepang. Meski tidak mendorong adanya embargo total. Sebagai bayangan, Uni Eropa mengimpor 9 ribu ton sayur dan buah-buahan dari Jepang di tahun 2010.

Carissa Paramita/dpa/rtr/afp

Editor: Vidi Legowo-Zipperer