1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad: Intervensi Barat Bisa Gelorakan 'Gempa'

Renata Permadi30 Oktober 2011

Presiden Suriah Bashar al-Assad memperingatkan, intervensi barat akan menyebabkan 'gempa bumi' menggelora di kawasan. Peringatan disampaikan dua hari setelah tentara memuntahkan peluru terhadap pemrotes di Homs.

https://p.dw.com/p/131sm
Aksi Protes menentang rejim Al Assad di Hama, Suriah, Jumat (28/10).Foto: picture-alliance/dpa

Assad, dalam wawancara dengan koran Inggris 'Sunday Telegraph', memperingatkan 'Afghanistan yang lain' akan muncul jika pasukan asing campur tangan di negaranya, seperti yang mereka lakukan dalam perlawanan Libya yang menjatuhkan Muammar Gaddafi.

"Libya kini merupakan pusat di kawasan ini," demikian koran tersebut mengutip Assad yang mengatakan kepada salah seorang wartawannya di Damaskus. "Suatu masalah di Suriah akan membakar seluruh kawasan. Jika rencananya adalah untuk memecah-belah Suriah, itu berarti memecah-belah seluruh kawasan."

Peringatan Bashar al-Assad datang setelah 20 tentara Suriah tewas dan 53 lainnya luka-luka dalam bentrokan dengan sejumlah orang yang diduga desertir tentara, di Homs, Sabtu (29/10). Selain itu, 10 petugas keamanan dan seorang desertir tewas akibat serangan terhadap bis yang merkea tumpangi.

Dalam insiden terpisah, sedikitnya 12 warga sipil tewas akibat tembakan penembak jitu dan senjata mesin, sementara sejumlah lainnya dibunuh di rumah mereka oleh pasukan keamanan di wilayah Homs, Sabtu, kata organisasi HAM Syrian Observatory for Human Rights.

Sehari sebelumnya, Jumat, tentara memuntahkan peluru kepada pemrotes yang turun ke jalan menuntut dunia barat agar memberlakukan zona anti terbang terhadap Suriah, seperti di Libya. Sedikitnya 36 warga sipil tewas. Jumat malam, 17 tentara tewas ketika desertir menyerang pos pemeriksaan di Homs.

Syrien Proteste Oktober 2011
Aksi Protes menentang rejim Al Assad di Hama, Suriah, Jumat (28/10).Foto: picture-alliance/dpa

Provinsi Homs dan Hama merupakan garis depan protes anti-pemerintah sejak pertengahan Maret yang dihadapi secara brutal oleh militer Suriah. Menurut PBB, sedikitnya 3.000 orang tewas sejak pemberontakan terhadap rejim Assad bergolak.

Stop Dukung Pembunuh

Kebrutalan yang dipertontonkan miltier pro-Assad memancing kecaman baru dunia internasional. Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan hari Sabtu, Assad harus menanggapi tuntutan aakan perubahan di negerinya dengan reformasi yang sungguh-sungguh, "bukan dengan represi dan kekerasan". Ban juga menyerukan dihentikannya segera operasi militer.

Liga Arab dalam pernyataan yang dikeluarkan Sabtu, "mengekspresikan penolakan terhadap berlanjutnya embunuhan warga sipil di Suriah dan menyatakan harapan bahwa pemerintah Suriah akan megnambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga sipil".

Tim Liga Arab, diketuai Qatar, akan melakukan pembicaraan hari Minggu (30/10) di Doha dengan sejumlah pejabat tinggi Suriah untuk mencapai "hasil serius dan jalan keluar bagi krisis Suriah," demikian tertulis dalam pernyataannya. Akan tetapi, Menlu Suriah menuduh Liga Arab terpengaruh oleh kebohongan yang disebarluaskan oleh saluran-saluran televisi. Menlu Walid Muallem akan menginformasikan situasi sesungguhnya di Suriah keapda LIba Arab, hari Minggu, demikian laporan kantor berita pemerintah SANA.

Sementara itu, aktivis Suriah mendesak Liga Arab untuk mengskors keanggotaan Suriah dalam organsiasi beranggota 22 negara tersebut. "Hentikan dukunganmu terhadap pembunuhan", begitu seruan mereka.

Renata Permadi (afp,dpa)

Editor: Marjory Linardy