1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad: Pasokan Senjata bagi Oposisi Harus Dihentikan

22 Oktober 2012

Assad mengatakan bersedia melakukan pembicaraan mencari solusi damai. Tetapi ia menekankan, dukungan persenjataan bagi pemberontak harus dihentikan. Menurutnya, ini merupakan kunci tercapainya solusi politik.

https://p.dw.com/p/16UR8
Foto: AP

Bashar al Assad menyerukan “penghentian terorisme” serta “komitmen dari negara-negara tertentu yang terlibat untuk menghentikan perlindungan, dukungan dan mempersenjatai para teroris“ di Suriah, demikian dilaporkan stasiun televisi milik pemerintah Suriah.

Kekerasan Berlanjut

Pembicaraan antara Utusan Khusus PBB Lakhdar Brahimi dan Assad pada Minggu (21/10) terganggu oleh serangan bom yang mengguncang wilayah pemukiman warga Kristen di Damaskus. Serangan ini menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai sejumlah orang lainnya, demikian dilaporkan kantor berita SANA. Pihak pemberontak dituduh bertanggungjawab atas serangan ini.

Sementara itu, pasukan Suriah menggempur kubu pemberontak di wilayah utara Suriah pada Senin (22/10) dini hari. Pertempuran antara pasukan pemerintah melawan pemberontak juga pecah di Provinsi Aleppo dan Damaskus, demikian dilaporkan organisasi pengawas hak asasi manusia Suriah. Bentrokan di wilayah Damaskus meletus ketika pasukan Suriah berusaha menyerbu kota Harasta yang dikuasai pemberontak. Dilaporkan, pertempuran yang berlangsung pada Minggu (21/10) ini menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan delapan pemberontak.

Treffen von Assad und Brahimi
Presiden Suriah Assad menerima utusan khusus PBB Lakhdar Brahimi, Minggu 821/10/12)Foto: picture-alliance/dpa

Mencegah Konflik Regional

Di negara tetangga Libanon, digelar demonstrasi besar menentang rezim di Suriah, yang dituding terlibat dalam serangan boom mobil yang menewaskan kepala intelijen Libanon Wissam al Hassan. Namun seperti juga masyarakat internasional, pemerintah Suriah juga mengecam serangan bom yang terjadi pada Jumat (19/10/12) ini.

Dalam upaya diplomatiknya, dalam seminggu terakhir Brahimi telah mengunjungi beberapa negara di wilayah, termasuk Libanon dan Iran. Brahimi telah memperingarkan para pemimpin di Timur Tengah bahwa kekerasan harus dihentikan di Suriah sebelum merambat ke negara-negara tetangga dan sebelum kekerasan semakin menggoyahkan wilyah tersebut.

Selain itu, Brahimi juga mengimbau pihak yang bertikai di Suriah untuk melakukan gencatan senjata demi menghormati hari raya Idul Adha. Namun Wakil Sekretaris Jendral Liga Arab Ahmed Ben Hilli mengatakan kepada kantor berita Reuters, “Sampai sekarang hanya terdapat sedikiti harapan. Situasi yang terjadi sekarang dan reaksi pemerintah tidak menunjukkan adanya tanda-tanda keinginan yang nyata untuk melaksanakan gencatan senjata.“

Menurut keterangan organisasi pengawas hak asasi di Suriah yang bermarkas di Inggris, sejak Maret 2011 konflik di Suriah telah memakan lebih dari 34.000 korban tewas.

yf/vlz (afp/dpa/rtr)